Rabu 11 Mar 2015 17:47 WIB

Rupiah Melemah Jadi Rp 13.218 per Dolar

Rupiah Terus Merosot: Petugas menghitung uang rupiah dan dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Kamis (5/3).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Rupiah Terus Merosot: Petugas menghitung uang rupiah dan dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Kamis (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (11/3) sore, kembali bergerak melemah sebesar 135 poin ke level Rp 13.218 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.083 per dolar AS. Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova mengatakan sentimen kenaikan suku bunga AS (Fed fund rate) yang diperkirakan lebih cepat masih membayangi laju mata uang rupiah sehingga mata uang domestik itu kembali mengalami tekanan terhadap dolar AS.

Apalagi, lanjut dia, munculnya ekspektasi di pasar mengenai Bank Indonesia akan memangkas suku bunga acuan (BI rate) menambah sentimen negatif bagi rupiah. Dipangkasnya BI rate akan mendorong investor asing jangka pendek mengambil posisi aman dengan mengalihkan aset mata uangnya dalam bentuk dolar AS. "Ekspektasi BI rate yang turun, sementara the Fed menaikkan suku bunga maka aset dalam bentuk dolar AS akan terlihat lebih menarik," ujarnya.

Ia memperkirakan gejolak pada mata uang rupiah dapat terjadi hingga the Fed benar-benar merealisasikan kenaikan suku bunganya. Namun setelah itu mata uang domestik berpotensi kembali normal seiring dengan fundamental ekonomi Indonesia.

Saat ini, menurut dia, fundamental ekonomi domestik masih cukup baik sehingga asumsi makro 2015 yang ditargetkan pemerintah masih dapat dicapai. Asumsi makro dalam APBN-P 2015 telah disahkan melalui sidang paripurna diantaranya pertumbuhan ekonomi 5,7 persen, laju inflasi 5,0 persen dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Rp 12.500.

"Yang dapat menopang rupiah dalam jangka menengah-panjang yakni fundamental ekonomi domestik," katanya.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa nilai tukar rupiah melemah bersama-sama dengan mata uang lain di Asia seiring dengan harapan kenaikan suku bunga AS masih cukup tinggi yang memicu kekhawatiran minimnya likuiditas dolar AS yang selama ini menopang performa pasar keuangan dunia.

"Sejauh ini juga belum ada kebijakan nyata yang akan diambil dalam waktu dekat," katanya.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu (11/3) ini tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.164 dibandingkan hari sebelumnya, Selasa (10/3) di posisi Rp13.059 per dolar AS.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement