REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 100 orang mustahik mempraktekkan langsung transaksi menggunakan dirham dalam gelaran Pasar Rakyat Dinar Dirham di Kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Ciputat.
Itu merupakan rangkaian acara dari Seminar Internasional bertajuk 'Mengembalikan Dinar dan Dirham sebagai Mata Uang Syariat dalam Perjuangan untuk Menyelamatkan Perekonomian Global' yang diselenggarakan pihak universitas bekerjasama dengan Yayasan Pengurusan Ilmu, Malaysia.
"Para mustahik kami berikan masing-masing satu dirham untuk digunakan langsung di pasar rakyat ini," ujar Ketua Pelaksana Seminar, Sulaeman Jazuli kepada Republika, Rabu (11/3). Menurutnya, hal itu berguna untuk menyampaikan sekaligus mengenalkan pada masyarakat tentang dinar dan dirham.
Satu dirham yang setara dengan Rp 75 ribu itu langsung dihabiskan untuk membeli sembako.
Sulaeman mengaku pelaksanaan seminar berkaitan dengan program studi perbankan syariah di UMJ. Menurutnya dalam perkuliahan sering muncul pembahasan konsep mata uang. Oleh karena itu, seminar digelar untuk mengupas dinar dan dirham sebagai mata uang yang sah di zaman Rasulullah. "Selain itu, akan dikaitkan dengan aplikasinya saat ini. Apakah cocok atau tidak?" ujar Sulaeman.
Seminar berlangsung mulai 10 hingga 11 Maret 2015. Seminar pun mendatangkan sejumlah pembicara kondang dan terdapat lima pembicara asing di antaranya.