REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, sampai dengan tahun 2019 pihaknya menargetkan Indonesia mampu menjaring sekitar 4.000.000 wisatawan mancanegara atau wisman untuk tujuan sektor wisata bahari. Sebagai tahap awal, di tahun ini ditargetkan bisa menjaring 1,3 juta wisman.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Jakarta mengatakan wisatawan ini bisa menyumbangkan devisa sebesar 4 miliar dolar AS pada 2019. Khusus untuk tahun ini, pemerintah menargetkan devisa wisata bahari bisa mencapai 1 miliar dolar AS.
"Kami akan mengembangkan kawasan strategis pariwisata nasional khusus untuk bahari di 25 titik pada lima tahun ke depan," katanya, Selasa (10/3).
Ia menambahkan, pada tahap pertama tahun ini pihaknya akan mengembangkan 8 kawasan strategis pariwisata nasional khusus bahari. Selain itu pemerintah akan membangun 100 marina, 10 pelabuhan kapal pesiar/cruise port yang memungkinkan untuk menampung 800 call, serta 45 destinasi selam.
Pada tahun pertama, kata Arief, sebanyak 25 destinasi wisata selam akan dikembangkan sampai akhir tahun ini di samping pembangunan marina di sejumlah daerah yang memungkinkan 750 kapal untuk bersandar, serta 400 call untuk cruise port. Dia memproyeksikan target kunjungan wisman wisata bahari akan meningkat dalam lima tahun terakhir di mana pada 2014 ditarget 1 juta, naik menjadi 1,3 juta pada 2015, 1,8 juta pada 2016, 2,3 juta pada 2017, 3 juta pada 2018, dan tahun 2019 bisa mencapai 4 juta orang.
Diakuinya, Indonesia belum secara optimal memanfaatkan wisata bahari sebagai sumber devisa padahal banyak negara lain sudah mengoptimalkannya. Ia mencontohkan Queensland, Australia dengan panjang pangai 2.100 km bisa meraup devisa dari wisata bahari 3 miliar dolar AS pada 2012. Sementara Indonesia dengan garis pantai sepanjang 95.181 km kontribusi wisata baharinya hanya 1 miliar dolar AS.