REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Memerhatikan laporan BMKG soal prediksi iklim yang baik di 2015, Direktur Studi Pertanian Universitas Padjajaran (Unpad) Ronnie S Natawidjaja menekankan agar pemerintah menjadikannya momentum perbaikan logistik pangan.
"Agar masalah harga beras melambung ataupun isu penimbunan dan mafia tidak berulang dari tahun ke tahun," kata dia pada Rabu (4/3).
Dikatakannya, menjawab persoalan produksi berikut gonjang-ganjing harga bukanlah masalah iklim yang baik atau buruk. Masalah utamanya yakni ketidaksiapan pemerintah dan unit-unit teknis yang bertanggung jawab menjaga kestabilan pasokan dan harga.
Ia menambahkan masa tanam di 2015 harus dijadikan momen perbaikan logistik. Pemerintah harus berhenti memandang produksi pangan dalam jumlah besar dan total keseluruhan. Sebab yang betul adalah memperhitungkan sebaran waktu dan tempat di mana beras didistribusikan.
Maka, lanjut dia, yang perlu diantisipasi Pemerintah Pusat dan Pemda yakni bagaimana membangun sistem logistik pada saat panen besar, dapat mencukupi stok setiap bulannya. Pemerintah juga jangan hanya melulu mengandalkan Bulog yang diberi kapasitas kecil dalam menstabilkan harga.
Akan tetapi juga memperhatikan stok beras di daerah dan juga milik swasta. "Berpikirnya bukan memiliki stok pangan tapi mampu mengetahui berapa kondisi stok pangan yang ada di masing-masing wilayah," tuturnya.