REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Iklim tanam yang dinyatakan bagus di 2015 tak lantas membuat produksi pangan optimal. Pemerintah mesti memperhatikan aspek penting lainnya, di antaranya sistem irigasi dan penyaluran bibit maupun pupuk.
"Iklim bagus percuma kalau sistem lainnya tidak diseriusi," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Padi Palawija Indonesia (AP3I) Arum Sabil pada Rabu (4/3).
Sebab, kata dia, infrastruktur berupa jaringan irigasi yang baik akan menjaga keersediaan air meskipun kemarau panjang tiba. Saluran tersebut akan mengalirkan air dari bendungan ke persawahan secara merata.
Ketepatan waktu penyaluran pupuk dan benih pun mesti jadi perhatian serius. Terutama benih, tidak hanya tepat waktu tapi juga harus memperhatikan kualitasnya. Kerap kali ia temukan di lapangan, bibit bersubsidi yang disalurkan kepada petani tidak layak tanam.
"Judulnya bibit, tapi itu sebenarnya untuk konsumsi, bukan bibit," katanya. Banyak pula ia temukan berdasarkan laporan di lapangan, pendistribusian bibit yang tak teruji kualitasnya. Maka jangan salah jika petani lebih percaya pada benih yang diproduksi swasta ketimbang yang diberikan pemerintah.
Dengan sistem pemerintahan yang ada, lanjut dia, seharusnya pemerintah tidak mengandalkan iklim yang bagus untuk optimis dengan produksi pangan. Lagi pula, data BMKG yang memperkirakan tidak ada kemarau panjang di 2015 hanyalah perkiraan.