Senin 02 Mar 2015 15:40 WIB

Investor dan Masyarakat Merasa tak Aman Pegang Rupiah

Rep: C15/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Dollar Naik, Rupiah Turun: Petugas menghitung uang pecahan 100 Dollar dan uang pecahan Rp. 100 ribu di salah satu tempat penukaran uang, Jakarta, Kamis (12/2).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Dollar Naik, Rupiah Turun: Petugas menghitung uang pecahan 100 Dollar dan uang pecahan Rp. 100 ribu di salah satu tempat penukaran uang, Jakarta, Kamis (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Ekonomi, Kodrat Wibowo menilai anjloknya nilai tukar rupiah disebabkan oleh sentimen pasar. Para pelaku ekonomi, disebut Kodrat menjadi pesimis dengan rupiah karena tak lagi menjanjikan.

"Timbul rasa lebih aman memegang investasi dolar ketimbang rupiah," ujar Kodrat saat dihubungi Republika, Senin (2/3).

Dosen Fakultas Ekonomi UNPAD Bandung ini menjelaskan, sentimen pasar bisa timbul karena banyak faktor. Pertama, karena kekuatan nilai dolar yang stabil ketimbang rupiah, apalagi suku bunga yang diterapkan oleh Amerika masih terbilang rendah. kedua, karena adanya faktor politik yang membuat para investor ragu untuk menginvestasikan uanganya dengan rupiah.

"Faktor politik, mungkin saja, akhirnya bisa menyebabkan apatisme pemilik modal," ujar Kodrat.

Namun, Kodrat menilai kondisi rupiah melemah seperti saat ini tidak akan bertahan lama. Sebab, pihak moneter dalam hal ini BI dan Kemenkeu akan membuat formula khusus untuk mengatisipasi anjloknya nilai tukar rupiah ini.

Nilai tukar rupiah memasuki nilai terendah dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir. Berdasarkan Bloomberg Dollar Index pada hari ini, Senin (2/3), rupiah dibuka melemah 0,34 persen ke Rp12.976 per dolar AS. Pada Jumat, rupiah ditutup turun 0,79 persen ke Rp12.932 per dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement