REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) bisa berperan lebih untuk melayani masyarakat desa di sektor keuangan. Ketua Dewan Pengawas Dompet Dhuafa Erie Sadewo mengatakan inklusi keuangan intinya masyarakat marginal juga harus bisa mendapat layanan keuangan.
Inklusi keuangan diyakini pemerintah bisa mengurangi ketimpangan dan mengatasi kemiskinan. Layanan Keuangan Digital (LKD) dan layanan keuangan dalam rangak inklusi keuangan (Laku Pandai) jadi cara yang ditempuh.
"BMT punya peluang untuk itu, sebagai mitra dan agen. Tapi, BMT juga jika hanya mengacu pada teks sebagai penerima dan penyalur dana lembaga keuangan besar pula," tutur Erie dalam diskusi Membangun Jaringan Kerja Koperasi BMT yang Efektif di Indonesia dalam Rapat Anggota Tahuna INKOPSYAH XIV, Rabu (25/2).
Maka, BMT harus bisa menjawab, apakah BMT bisa bantu mengurangi kemiskinan atau tidak. Maka, kata Erie, memang tidak sederhana. Karena itu BMT harus dibangun dengan ilmu dan iman ditambah pemimpin yang visioner.
Komisaris Utama Panin Bank Syariah Aries Mufti mengungkapkan perubahan Indonesia yang maju harus dimulai dari desa. Dibanding mengubah negara, desa masih memungkinkan untuk diarahkan untuk berubah dan diperbaiki ekonominya. Jika ratusan desa yang ada bisa jadi lebih maju dan sejahtera, mengubah Indonesia lebih baik akan mengikuti.
Pemimpin daerah yang baik ditambah peran BMT yang sesuai tujuan pembentukkannya, ekonomi desa bisa digerakkan tanpa membuat desa terlihat membutuhkan kasihan. "BMT harus jadi milik masyarakat marginal. Kebermanfaatannya terasa bersama, bukan oleh 20 atau 100 orang saja," kata dia.