Rabu 25 Feb 2015 05:27 WIB
Eksekusi Mati

Soal Ekonomi, Indonesia-Australia Saling Membutuhkan

duo Bali Nine terpidana mati.
Foto: abc
duo Bali Nine terpidana mati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan hubungan ekonomi termasuk perdagangan antara Indonesia dengan Australia dan Brasil belum terganggu, meskipun ada penolakan permintaan pembatalan putusan hukuman mati terhadap warga dari dua negara itu.

"Itu mungkin masalah politik, tapi urusan perdagangan masih berjalan terus, kecuali kondisinya sudah parah sekali," katanya di Jakarta, Selasa Malam.

Sofyan mengatakan, hingga saat ini belum ada tanda-tanda Pemerintah Indonesia akan memutus hubungan perdagangan dengan kedua negara tersebut, karena masalah yang ada merupakan perkara hukum dan politik, bukan ekonomi.

Ia menambahkan kondisi pasang surut dalam hubungan dengan negara lain selalu ada, namun akan lebih baik apabila Pemerintah Australia dan Brasil menghormati hukum di Indonesia, apalagi kasus itu menyangkut masalah narkotika dan bahan berbahaya (narkoba).

"Pasang surut dalam hubungan bernegara selalu ada, tapi hukum adalah hukum, kita melaksanakan putusan yang sudah 'inkracht', dan eksekusi itu  untuk melindungi warga negara Indonesia. Ini urusannya dengan bandar

narkoba," katanya.

Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi juga menilai protes keras yang dilayangkan Pemerintah Australia dan Brasil terkait putusan hukuman mati bagi warga negara mereka hanya akan bersifat sementara. "Itu (protes keras) harus diterima sebagai kenyataan meski saya pikir  tidak akan lama, nanti dingin lagi, biasa lagi hubungannya," kata Sofjan.

Mantan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) itu juga berpendapat perseteruan antara Tanah Air dengan kedua negara pasti segera selesai, terutama dengan Australia, yang merupakan negara tetangga langsung Indonesia.

"Australia lebih dekat ke kita daripada Brasil, baik secara jarak maupun hubungan dagang. Tapi efek ekonominya saya lihat tidak terlalu besar, karena apa pun kita saling membutuhkan," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement