Selasa 24 Feb 2015 18:32 WIB

BKPM Prioritaskan Investasi Energi dan Industri

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Para investor melakukan pengurusan perijinan usaha pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat saat peresmian di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Senin (26/1). ( Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Para investor melakukan pengurusan perijinan usaha pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat saat peresmian di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Senin (26/1). ( Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Untuk mendukung program pemerintah, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memprioritaskan investasi di bidang energi dan industri.

Deputi Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM Farah Ratna Dewi Indriani mengatakan untuk mendukung program pemerintah target total investasi PMA dan PMDN 2015 ini diharapkan bisa mencapai Rp 519,5 triliun. Jumlahnya diharapkan terus meningkat hingga Rp 933 triliun pada 2019.

Untuk mencapai target tambahan produksi listrik hingga 35 gigawatt pada 2019, PLN membutuhkan belanja modal hingga Rp 545 triliun untuk merealisasikan proyek produksi energi 17,4 gigawatt. Sementara produsen energi swasta yang diharapkan bisa menambah produksi energi hingga 24,9 gigawatt membutuhkan modal sekitar Rp435 triliun.

Industri padat karya, industri subsidi impor dan industri yang berorientasi ekspor juga jadi prioritas sektor penanaman modal BKPM.

BKPM mencatat industri tekstil dan makanan masih jadi bidang yang menyerap tenaga kerja terbanyak masing-masing 1,1 juta tenaga kerja dan 877 ribu tenaga kerja.

Sementara untuk industri agro, fokus penanaman modal ada pada hilirisasi guna memberi nilai tambah pada produk pertanian, perkebunan dan kehutanan.

''Ini juga yang jadi perhatian pemerintah bagaimana produk kita lebih bernilai tambah dan tidak diekspor mentah,'' kata Farah dalam diskusi Diskusi Kebijakan dan Langkah Strategis Dalam Pengembangan Industri Unggulan Nasional di Kampus UI, Selasa (24/2).

Penanaman modal bidang maritim dan pariwisata, terutama ke wilayah timur juga masih masuk dalam tujuh bidang yang diprioritaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement