REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan investasi di luar Pulau Jawa bisa mencapai Rp 237 triliun guna mendorong pemerataan ekonomi di wilayah tersebut.
"Kami mendorong investasi yang lebih luas di luar Jawa," kata Kepala BKPM Franky Sibarani dalam rapat koordinasi bidang penanaman modal bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah Bidang Penanaman Modal di Jakarta, Senin (23/2).
Dalam catatan BKPM, sepanjang 2015, lembaga itu menargetkan ada investasi sebesar Rp 237 triliun di luar Jawa. Jumlah tersebut terdiri atas Rp 75,2 triliun proyek investasi di Sumatera, Rp 74,5 triliun di Kalimantan, Rp 27,8 triliun di Sulawesi, Rp 19 triliun di Bali dan Nusa Tenggara, Rp 7,3 di Maluku dan Rp 33,2 triliun di Papua dan Papua Barat.
"Luar Jawa diharapkan ada investasi yang memberi nilai tambah, seperti industri substitusi impor, industri hilir sektor pertanian (perkebunan dan peternakan), industri hilir perikanan serta industri hilir pertambangan," katanya. Khusus untuk Papua dan Papua Barat, kata Franky, target investasi lebih besar guna mendorong pemerataan ekonomi wilayah tersebut.
Untuk Pulau Jawa, katanya, ditargetkan sebesar Rp 282,6 triliun proyek investasi tahun ini. Meski porsinya masih lebih besar daripada target proyek investasi di luar Jawa, Franky mengatakan fokusnya adalah industri padat karya, jasa dan perdagangan ketimbang pengolahan sumber daya alam.
Target realisasi investasi 2015 dipatok Rp 519,5 triliun terdiri atas Rp 88,4 triliun dari sektor primer, Rp 267,5 triliun dari sektor sekunder, serta Rp 163,6 triliun dari sektor tersier. Proyeksi investasi tersebut diklaim sudah diperhitungkan bisa mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8 persen pada 2015.
Hingga 2019, pemerintah menargetkan realisasi investasi bisa mencapai Rp 3.500 triliun, dua kali lipat dari realisasi investasi pada 2010-2014 sebesar Rp 1.632,8 triliun.