REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH--Pengusaha di Aceh diminta tidak ragu mengembangkan usaha pariwisata di provinsi ujung barat Indonesia tersebut karena sumber dayanya tidak terbatas.
"Jangan pernah ragu mengembangkan usaha pariwisata. Sektor pariwisata ini memilili nilai ekonomis yang tinggi," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Reza Fahlevi, Sabtu (21/2).
Ia mencontohkan nilai ekonomis tersebut dari kunjungan turis mancanegara ke Aceh mencapai 54 ribu orang setiap tahunnya. Setiap turis membelanjakan uangnya Rp1,4 juta per hari dengan lama tinggal rata-rata dua hari.
Begitu juga dengan turis Nusantara, sebut dia, dengan jumlah kunjungan mencapai 1,4 juta orang per tahun. Rata-rata per orang membelanjakan Rp400 ribu dengan lama di Aceh dua hingga empat hari.
"Bayangkan berapa banyak uang yang beredar. Apalagi jika sektor pariwisata Aceh maju, selain meningkatkan perekonomian masyarakat, hak ini juga akan menyerap banyak tenaga kerja," kata Reza Fahlevi.
Industri pariwisata, kata dia, harus didukung banyak sektor usaha. Sektor usaha ini satu sama lain saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Seperti restoran, hotel dan penginapan, usaha suvernir, angkutan, maupun jasa jasa lainnya.
"Jika satu saja tidak ada, maka sulit mengembangkan dan memajukan pariwisata. Sebab, pariwisata melibatkan beragam usaha," kata Reza Fahlevi.
Oleh karena itu, lanjut dia, pelaku usaha tidak perlu ragu mengembangkan sektor pariwisata ini. Pariwisata tidak merusak lingkungan serta tidak juga bertentangan dengan adat budaya Aceh.
"Turis dalam dan luar negeri datang bukan untuk merusak. Mereka untuk melihat adat budaya serta keindahan alam yang dimiliki Aceh," kata mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh ini.