REPUBLIKA.CO.ID,2014, JAKARTA-- Hingga akhir 2014, Adira Insurance, termasuk syariah memeroleh pendapat premi bruto sekitar 19 persen atau mencapai Rp 2,28 triliun. Peningkatan pendapatan itu berasal dari pertumbuhan premi non kendaraan bermotor yaitu berasal dari produk asuransi kesehatan Medicillin yang bertumbuh menjadi Rp 333 milyar.
"Selama 2014, produk personal accident, perlindungan elektronik, asuransi demam berdarah dan asuransi tipus menjadi produk favorit pelanggan," ujar Direktur Eksekutif Officer Adira Insurance Indra Baruna, Rabu (18/2).
Sepanjang 2014, PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) berhasil meraih pertumbuhan bisnis yang cukup baik. Hal itu berkat pertumbuhan industri asuransi umum di Indonesia sejak 2014.
Menurut data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), pertumbuhan industri asuransi umum Indonesia mencapai 14,8 persen. Di mana pertumbuhan itu dimotori kelas bisnis harta benda yang bertumbuh 18,6 persen dan kendaraan bermotor 17,7 persen.
Sebagai perusahaan asuransi swasta yang tahun ini menginjak usia 13 tahun, pertumbuhan itu dinilai merupakan hasil sangat bagus. Diakui Indra, Adira senantiasa menjadi perusahaan yang sehat dengan menjaga momentum pertumbuhan bisnis dan menerapkan manajemen risiko yang baik.
"Ini berkat Kita bisa berhubungan dengan erat dengan para keluarga di Indonesia, dealer, broker, lissing company, service provider, rumah sakit dan pihak terkait lainnya," terang dia.