Senin 16 Feb 2015 16:14 WIB

BKPM: Pengembangan Industri Padat Karya Harus Dilakukan

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kepala BKPM, Franky Sibarani
Foto: Antara
Kepala BKPM, Franky Sibarani

REPUBLIKA.CO.ID, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky mengatakan pengembangan industri padat karya semakin urgent untuk mengatasi tingkat pengangguran dan kemiskinan di Indonesia.

Data BPS per Agustus 2014 menunjukkan dari angkatan kerja sebanyak 121,87 juta orang, sebanyak 78,86 juta orang yang bekerja penuh, 26,09 juta orang yang bekerja paruh waktu dan 9,68 juta orang masuk kategori setengah penganggur. Sedangkan penganggur terbuka mencapai 7,24 juta orang.

Menurutnya, Indonesia masih menghadapi persoalan pengangguran yang cukup tinggi. Oleh karena itu, untuk mendukung target Pemerintah Jokowi-JK menciptakan 2 juta lapangan kerja per tahun, perlu dorongan untuk investasi sektor padat karya. Dia mencontohkan, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dapat menyerap 1,5 juta tenaga kerja, sementara industri alas kaki dapat menyerap 750 ribu tenaga kerja.

“Sektor lain yang potensial didorong adalah industri pengolahan ikan di mana setiap ketersediaan bahan baku 1 juta ton dapat menyerap 500 ribu tenaga kerja,” jelas Franky.

Urgensi pengembangan industri padat karya juga muncul dengan wacana penghentian pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Menurut Franky, penghentian pengiriman TKI yang menjadi pembantu rumah tangga hanya dapat dilakukan kalau di dalam negeri membuka lapangan kerja seluas-luasnya. Sebab, banyak industri padat karya, seperti garmen, tekstil dan mainan anak didominasi oleh tenaga kerja wanita.

“Meningkatkan investasi industri padat karya adalah salah satu jalan keluar untuk penghentian TKI ke luar negeri,”ujar Franky.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement