REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pembebasan lahan untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang tengah dikebut. Direktur PLN Sofyan Basir mengatakan, pembebasan lahan yang masih harus diselesaikan untuk proyek tersebut tersisa lima persen lagi.
"Hampir semua selesai, hanya tinggal sedikit sekali, lima persen saja," ujarnya usai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Bogor, Senin (16/2).
Selain Sofyan, Dirut PT Adaro Garibaldi Thohir, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno juga ikut dalam pertemuan tersebut.
Dibutuhkan 226 hektare lahan untuk pembangunan PLTU yang berkapasitas 2 x 1000 megawatt tersebut. Setelah pembebasan lahan selesai, maka groundbreaking akan langsung dilakukan. Menurut Sofyan, pembangunan PLTU Batang yang memiliki nilai investasi Rp 40 triliun ini ditargetkan sudah selesai pada 2018.
"Rencanya 2019, akan kita majukan sampai 2018, mudah-mudahan positif," kata dia.
Sofyan melanjutkan, keberadaan PLTU ini diyakini akan berdampak positif bagi perkembangan industri di Jawa Tengah, khususnya bagi industri tekstil yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.
"Jadi dampak kepentingan utamanya masyarakat wilayah sana," ucap Sofyan.