Jumat 13 Feb 2015 22:36 WIB

Suntik Dana ke BUMN, Menteri Rini: Kita Belajar dari Cina

Rep: C85/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
  Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengikuti Rapat Kerja dengan Komite II DPD RI di Gedung DPD Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (4/12).   (Republika/Agung Supriyanto)
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengikuti Rapat Kerja dengan Komite II DPD RI di Gedung DPD Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (4/12). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri BUMN Rini Soemarno mengaku bahwa ide untuk mengajukan suntikan modal untuk BUMN berasal dari pembelajaran dari negeri Cina. Menurut Rini, Cina sempat mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 10 persen karena berhasil memberdayakan BUMN yang dia miliki.

Oleh karenanya, suntikan modal sebesar Rp 43 triliun diharapkan dapat mendorong agar BUMN bisa lebih berkembang. "Kita pelajari bagaimana Cina itu tumbuh 10 persen pertama. Itu karena mereka kembangkan potensi BUMN. Jadi nantinya kita yakini di Papua kalau BUMN didorong lebih keras itu bisa tercapai pembangunannya," jelas Rini, Jumat (13/2).

Selain sebagai fungsinya untuk melakukan pembangunan, Rini menegaskan bahwa fungsi BUMN sebagai perusahaan harus mendapatkan keuntungan atau profit.

"Bisa sustainable kalau dia untung. Bahwa salah satu target bahwa perusahaan harus untung tidak bisa hilang. Tapi yang utama sustainable perusahaan tidak hanya dari untung tapi juga dari impact sosial. Tidak hanya memikirkan short term. Bonus berapa. Juga harus pikirkan sustainable," lanjutnya.

Sebelumnya, Komisi VI DPR RI menyetujui besaran suntikan modal kepada BUMN sebesar Rp 43 triliun untuk  30 BUMN. 3 BUMN di antaranya mendapat persetujuan di detik-detik terakhir persidangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement