Kamis 12 Feb 2015 10:49 WIB

Efisiensi Energi PDAM Percepat Penyediaan Air Minum 100 Persen

Rep: C78/ Red: Satya Festiani
Tempat pengolahan air milik PDAM Surabaya.
Foto: Wordpress
Tempat pengolahan air milik PDAM Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menuju penyediaan air minum hingga 100 persen untuk masyarakat se-Indonesia, pencapaian angka cakupan pelayanan air minum rata-rata per tahun harus bisa mencapai tujuh hingga delapan persen. Salah satu caranya yakni meningkatkan kinerja perusahaan daerah air minum (PDAM) sebagai unsur yang selama ini menjadi penyedia air layak minum. Perusahaan-perusahaan tersebut juga mesti didorong melakukan efisiensi energi agar pelayanannya dapat dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah.

"Ini penting mengingat ketersediaan air minum yang aman dan berkelanjutan amat vital dalam mendukung pembangunan permukiman layak huni," kata Wakil Direktur USAID Indonesia Derrick Brown, Kamis (12/2).

Efisiensi energi, lanjut dia, penting di tengah situasi target Millenium Development Goals (MDGs) bidang air minum sebesar 68,87 persen dihadapkan pada tantangan berat. Pasalnya, pertumbuhan cakupan pelayanan air minum oleh penyelenggara sistem penyediaan air minum (SPAM) tidak sebanding dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Sementara, sumber air baku untuk penyediaan air minum di wilayah kabupaten kota semakin terbatas.

Dikatakannya, PDAM memerlukan pemahaman tentang audit efisiensi energi sebagai tahap pertama untuk mengurangi pemakaian energi. Dengan memahami cara berhemat, maka kinerja PDAM juga akan membaik. Sehingga pada akhirnya akan memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat.

Berdasarkan pada pembelajaran dari proyek USAID bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, yakni Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene (IUWASH) dan Indonesia Cleand Energy Development (ICED), diperoleh fakta bahwa PDAM dapat menghemat sejumlah besar energi dengan mengganti pompa dan melakukan penataan jam operasional pompa.

Hasil audit energi di PDAM Surakarta pada Mei 2014 misalnya, menunjukkan bahwa beberapa pompa di instalasi pengolahan air Jebres dan Curug memiliki efisiensi di bawah 50 persen. "Itu karena pompanya yang sudah tua dan kurang terpelihara," katanya. Jika pompa tersebut diganti, lanjut dia, maka akan terjadi penghematan energi sebesar 857,429 KWH per tahun. Itu artinya, terjadi penghematan pengeluaran biaya energi sekitar Rp 966 juta per tahun dengan nilai investasi sekitar Rp 1 Miliar untuk pengadaan pompa-pompa baru.

Sampai saat ini, USAID-IUWASH terus melanjutkan dukungan dalam mendorong kinerja operasional PDAM dengan melakukan audit efisiensi energi bagi 12 PDAM di antaranya PDAM Tanjung Balai, Asahan, Langkat, Tebu Tinggi, PDAM Bekasi dan Karawang, Surakarta, Kota Salatiga dan Semarang, Geresik dan Lamongan serta Parepare di Sulawesi Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement