Selasa 10 Feb 2015 20:30 WIB

Banjir, Industri Logistik Merugi Lebih dari Rp 10 Triliun

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
  Pengendara motor dan mobil berusaha menerobos salah satu titik banjir di kawasan Jalan Daan Mogot, Jakarta, Selasa (10/2).     (Antara/Ismar Patrizki)
Pengendara motor dan mobil berusaha menerobos salah satu titik banjir di kawasan Jalan Daan Mogot, Jakarta, Selasa (10/2). (Antara/Ismar Patrizki)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menghitung kerugian arus logistik akibat banjir lebih dari Rp 10 triliun.

Ketua ALI Zaldi Masita mengatakan, kerugian banjir Rp 10 triliun hanya diakibatkan kendaraan atau truk logistik terhambat. ''Itu hanya karena truk tak bergerak belum termasuk hitungan di Pelabuhan Tanjung Priok,'' kata dia kepada ROL, Selasa (10/2) sore.

Menurut Zaldi, kerugian bisa lebih dari Rp 10 triliun apabila lumpuhnya arus barang di Tanjung Priok ikut dihitung.  Dia menilai, dampak terbesar terhadap arus logistik disebabkan oleh banjir di Jakarta. Pasalnya, kegiatan arus logistik terbesar di Jakarta.

Zaldi merinci, hitungan arus logistik di daerah senilai Rp 2 triliun. Sedangkan di Jakarta mencapai Rp 8 triliun.

Dia meminta pemerintah menepati janjinya untuk melenyapkan banjir dari Jakarta. Paling tidak, kata dia, pelabuhan sebaiknya dipindah tidak di Priok lagi.

Alasannya, pabrik-pabrik sudah banyak di luar Jakarta. Akan tetapi, terpaksa masuk ke Jakarta karena akan dikirim melalui Pelabuhan Tanjung Priok. Nah, ketika Jakarta banjir, arus logistik pun tersandera.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement