Kamis 05 Feb 2015 13:02 WIB

Harga Solar di Bawah Rp 6.200 Pertamina Merugi

Rep: aldian wahyu ramadhan/ Red: Taufik Rachman
 Papan pengumuman
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Papan pengumuman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemasukan PT Pertamina (Persero) terpukul karena merosotnya harga minyak mentah. Pasalnya, pendapatan terbesar perusahaan pelat merah itu berasal dari sektor hulu.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengatakan, merosotnya harga minyak dunia memukul keuangan Pertamina. Namun, hal tersebut berdampak ke seluruh perusahaan hulu migas di dunia. Namun, pihaknya akan berusaha untuk memperbaiki dari aspek efisiensi.

Menurut Dwi, permintaan DPR untuk menurunkan harga solar tergantung dari kebijakan pemerintah. Pasalnya, banyak tantangan ke depan selain masalah setelah harga BBM internasional mulai menanjak kembali. ''Tapi apapun keputusan pemerintah Pertamina siap,'' kata dia di Istana Negara, Kamis (5/2) siang.

Dia mengungkapkan, apabila harga solar dipatok di bawah Rp 6.200 Pertamina akan merugi.

Dwi menuturkan, karena merosotnya harga minyak mentah dunia, belum bisa diungkapkan pengaruhnya terhadap target laba 2015. Pasalnya, masih dikaji dan diperkirakan pertengahan bulan ini selesai dikaji.

Dia mengatakan, evaluasi BBM bersubsidi akan dilakukan pertengahan Februari ini. BBM dan elpiji subsidi harus disesuaikan konsumennya. Pasalnya, elpiji tiga kg penggunanya tidak terbatas. Karena itu, konsumen golongan apa pun bisa membeli barang subsidi tersebut.

Diharapkan, ke depannya, bisa diberlakukan distribusi secara tertutup. Artinya, hanya konsumen golongan tertentu yang bisa membeli komoditas tersebut dan bisa dikontrol dengan lebih baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement