Selasa 03 Feb 2015 03:56 WIB

Apple Jual Obligasi 5 Miliar Dolar AS

Rep: c87/ Red: Mansyur Faqih
Apple
Apple

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raksasa teknologi Apple diperkirakan akan meningkatkan penerbitan obligasi senilai total 5 miliar dolar AS pada Senin (2/2). Sebagian dana yang terkumpul akan digunakan untuk program pembelian kembali saham Apple. 

Perusahaan yang berbasis di California itu berencana untuk mengembalikan lebih dari 130 miliar dolar AS kepada pemegang saham pada akhir 2015. Langkah itu diambil meskipun perusahaan duduk di atas tumpukan uang tunai sebesar 178 miliar dolar AS.

Apple akan meningkatkan kurang dari setengah 12 miliar dolar AS yang dihasilkan April 2014 saat terakhir aktif di pasar obligasi. Setahun sebelumnya, menaikan 17 miliar dolar AS. 

Beberapa obligasi akan jatuh tempo dalam lima tahun, sementara yang lainnya selama tiga dekade. 

Para analis mengatakan Apple bisa meningkatkan jumlah itu kembali kepada investor menjadi 200 miliar dolar AS selama tiga tahun ke depan. Bahkan ketika utang Apple dihitung senilai 35 miliar dolar As, Apple masih memiliki 142 miliar dolar AS tunai. 

Hampir 90 persen dari kas diadakan di luar Amerika. Sehingga harus membayar tarif pajak penghasilan badan atau 35 persen jika kembali uang dari luar negeri. 

Apple mendapat opini peringkat Aa1 dari Moody lembaga sertifikasi internasional Moody. Opini tersebut menempatkan Apple sebagai obligasi kedua tertinggi yang tersedia, dan dari perusahaan dengan peringkat kecil yang tinggi dan populer dengan investor. 

Deutsche Bank dan Goldman Sachs merupakan bank pengelola modal penggalangan. Pekan lalu, Apple melaporkan laba kuartalan rekor untuk sebuah perusahaan publik sebesar 18 miliar dolar AS dalam tiga bulan sampai Desember 2014. 

Dengan pendapatan naik hampir 30 persen menjadi 74,6 miliar dolar AS setelah iPhone 6 terbukti sukses besar dengan konsumen secara global. 

Saham Apple naik 0,9 persen menjadi 118,17 miliar dolar AS dalam perdagangan pagi di Newyork pada Senin, menilai perusahaan sekitar 684 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement