Senin 02 Feb 2015 18:25 WIB

BPS: 2014, Defisit Perdagangan Alami Perbaikan

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Suryamin (kiri)
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Suryamin (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia selama 2014 mengalami perbaikan. Badan Pusat Statistik menyampaikan defisit ekspor-impor turun menjadi 1,89 miliar dolar AS. Pada 2013, defisit neraca perdagangan mencapai 4,1 miliar dolar AS.

Kapala BPS Suryamin mengatakan penurunan defisit perdagangan ini terjadi karena melonjaknya kinerja ekspor-impor di sektor nonmigas. Suryamin mengatakan sektor nonmigas surplus 11,2 miliar dolar AS. Angka ini jauh lebih baik dibanding 2013 yang hanya 8,5 miliar dolar AS.

Sementara sektor migas masih menjadi penyebab defisit neraca perdagangan. Dia menyampaikan, defisit migas malah naik menjadi 13,1 miliar dolar AS dibanding 2013 yang sebesar 12,6 miliar dolar AS.

Dengan begitu, ujar Suryamin, nonmigas bisa dijadikan harapan untuk menutupi defisit migas. "Tinggal bagaimana mengoptimalkan nonmigas untuk menutup migas. Surplus nonmigas selalu mengalami kenaikan," kata Suryamin dalam paparannya di kantor BPS, Senin (2/2).

Suryamin menjelaskan kenaikan surplus nonmigas Januari-Desember 2014 disumbang oleh kenaikan hasil industri pengolahan sebesar 3,80 persen dibanding  periode yang sama tahun 2013. Selain itu juga karena ekspor hasil pertanian yang naik 0,1 persen.

Secara keseluruhan, kinerja ekspor Indonesia sepanjang tahun 2014 sebenarnya mencapai 176,29 miliar dolas AS atau turun 3,43 persen dibanding tahun 2013. Demikian juga ekspor nonmigas yang mencapai 145,96 miliar dolar AS atau menurun 2,64 persen.

Untungnya, penurunan eskpor tersebut dibarengi dengan penurunan kinerja impor.  Sepanjang 2014, impor mencapai 178,18 miliar dolar AS atau turun 4,53 persen dibanding tahun 2013.

"Intinya, nonmigas bisa dijadikan harapan untuk kinerja ekspor-impor," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement