Selasa 27 Jan 2015 19:39 WIB

Dampak QE Eropa tak Sebesar AS, Ini Sebabnya

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Djibril Muhammad
Bambang Brodjonegoro
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Bambang Brodjonegoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pelonggaran kuantitatif atau quantitative easing (QE) yang dilakukan Bank sentral Eropa atau Europe Central Bank (ECB) dampaknya tidak sebesar yang dilakukan bank sentral Amerika the Fed.

Menteri Keuangan Bambang P Brodjonegoro mengatakan hal ini disebabkan QE yang dikeluarkan Eropa tidak sebesar yang dilakukan AS.

ECB mengumumkan akan menggelontorkan dana sebesar 60 miliar Euro untuk QE. Sementara, pada saat AS melakukan QE mulai 2008, negara tersebut menggelontorkan 100 miliar Dolar AS.

"Dampak QE Eropa tidak akan sebesar Amerika karena dari segi ukuran sudah beda," ujar Bambang, dalam acara Mandiri investment forum, Selasa ( 27/1).

Di sisi lain, pada saat AS melakukan QE, pertumbuhan ekonomi di Cina mencapai dua digit. Pada periode 2008-2011, ekonomi dunia masih tumbuh dengan pesat, dimotori oleh Cina yang ekonominya tumbuh dua digit.

Saat itu pula, pada 2010 Indonesia sedang mengalami masa jaya dalam hal ekspor lantaran harga komoditas sedang berada di puncak.

Sementara, saat ECB memulai untuk QE, pertumbuhan ekonomi di Cina diprediksi tidak lebih dari tujuh persen. Harga komoditas juga melemah. Melemahnya harga minyak dunia diikuti oleh melemahnya harga komoditas lain seperti karet, batu bara.

Padahal, ekspor Indonesia saat ini masih didominasi oleh produk-produk komoditas. Alhasil, QE yang dilakukan Eropa tidak didukung oleh faktor positif lainnya sehingga meskipun cukup membantu, namun dampaknya tidak seperti saat QE yang dilakukan Amerika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement