Jumat 23 Jan 2015 01:28 WIB

Hadapi MEA, Kontraktor dan Insinyur Berlisensi Disiapkan

Rep: C78/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Suasana pembangunan infrastruktur perkotaan Jakarta, Rabu (25/6).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Suasana pembangunan infrastruktur perkotaan Jakarta, Rabu (25/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pembinaan konstruksi dinilai mutlak diperlukan untuk mensinergikan kekuatan nasional guna merebut pasar konstrukai regional. Karananya, kesiapan badan konstruksi nasional berikut sumber dayanya harus disiapkan agar andal, terlebih menghadapi MEA di akhir 2015.

"Harus siap sumber daya manusianya dalam mengerjakan infrastruktur tersebut, jangan sampai pengerjaannya diambil alih oleh bangsa asing," kata Kepala Badan pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU-Pera) Hediyanto W. Husaini pada Kamis (22/1). Salah satu bukti kesiapan yakni dengan keikutsertaan aktif Indonesia dalam Mutual Recognition Arrangement (MRA) dan ketersediaan material peralatan konstruksi atau MPK).

Dengan pertumbuhan rata-rata 7 persen per tahun, lanjut dia, sektor konstruksi menyumbangkan hingga 10 persen PDB Nasional. Maka, persiapan dan pembinaan penting dilakukan guna mendukung Indonesia yang pada 2015 akan banyak membangun infrastruktur.

Beberapa di antaranya yakni pembangunan jalan baru sepanjang 2.350 km, jalan tol 1.000 km, pemeliharaan jalan 46.770 km, pembangunan dan perbaikan jaringan irigasi seluas 37 hektar, pembangunan lanjutan 21 waduk dan 9 waduk baru.

Sejumlah hal, kata dia, masih jadi kendala bidang konstruksi di antaranya jumlah kontraktor berkualifikasi besar dan berkualitas masih sedikit, begitu pun jumlah kontraktor generalis yang jumlahnya lebih besar dari pada yang spesialis.

Selain itu, permasalahan pada SDM konstruksi yakni masih sedikitnya jumlah tenaga ahli utama dibandingkan tenaga ahli muda. "Kebutuhan tenaga terampil bersertifikat pun belum memenuhi kebutuhan pembangunan," tuturnya. Makanya, Kemen PU-Pera akan mendorong upaya kerja sama pelatihan dan sertifikasi.

Dalam hal keikutsertaan pada Asean MRA, hingga saat ini baru 53 orang arsitek yang terdaftar dalam Asean Architect dan 290 insinyur terdapat dalam Asean Chartered Professional Engineer (ACPE). Maka, jumlah tersebut akan digenjot di 2015.

Lebih lanjut, Kepala Pusat Pembinaan, Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian PU-Pera Masrianto menjelaskan soal perqmpingan kontraktor. Dikatakannya, dari tujuh ribu kontraktor, akan disiapkan 200 buah yang akan ideal sebagai kontraktor general. Sisanya diarahkan menjadi kontraktor speaialis. "Ini sedang kita kani," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement