Kamis 22 Jan 2015 10:39 WIB

Ini Dua Agenda Pertamina Jaga Kedaulatan Energi Nasional

Rep: C78/ Red: Julkifli Marbun
Pertamina
Foto: borneomagazine.com
Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyadari tugasnya sebagai perusahaan yang ditunjuk Negara untuk membangun kedaulatan energi, PT Pertamina (Persero) berencana merevitalisasi lima kilang miliknya, serta membangun dua hingga tiga kilang baru. Revitalisasi dilakukan karena kondisinya yang sudah sangat tua sehingga tidak memberikan nilai tambah, bahkan membuat kerugian di sektor produksi.

"Bangun satu kilang itu biayanya bisa Rp 80 sampai 100 Triliun, disesuaikan dengan kapasitasnya,” kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto kepada Republika pada Rabu malam (21/1). Pembangunan kilang baru penting dalam rangka mengambil nilai tambah sebanyak-banyaknya, di samping revitalisasi lima kilang Pertamina yang juga akan dimulai. Untuk memenuhi pembiayaan pembangunan kilang, Pertamina akan menggunakan dana sendiri serta menggandeng pihak lain.

Sementara, untuk kegiatan revitalisasi lima kilang pertamina yang sudah berusia renta, Dwi berharap terjadi peningkatan kapasitas kilang guna menjamin keamanan energi jangka panjang. Disebutkannya, revitalisasi dan peningkatan kapasitas lima kilang tersebut dilakukan dengan konsep Refining Development Master Plan (RDMP).

Disebutkannya, jika dilakukan secara sinergi, peningkatan kapasitas kilang bisa selesai dalam 4-5 tahun dengan investasi sekitar 25 miliar dolar atau Rp 250 Triliun.

“Dana besar, makanya revitalisasi kita lakukan bertahap, kita paling tidak sudah menetapkan fondasi kegiatan upgrading untuk 20 tahun ke depan,” ujarnya.

Pertamina menaksir, revitalisasi kilang akan membuat kapasitas pengolahan minyak mentah kelima kilang tersebut meningkat dari 820 ribu barel per hari (bph) menjadi 1,68 juta bph pada 2025. Selain itu, produksi bensin pun ditaksir meningkat 3,3 kali lipat dari 190 bph menjadi 630 ribu bph. Sementara, untuk produksi diesel diperkirakan meningkat 2,4 kali dari 320 ribu bph menjadi 770 ribu bph. Selanjutnya, produksi Avtur akan meningkat dari 50 ribu bph menjadi 120 bph.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement