REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semangat petani sangat penting sebagai pendorong peningkatan produksi pertanian. Petani sekarang, kata Associate Scholar Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Dwi Andreas Santosa, jauh dari bergairah. Alasannya, karena mereka harus bersaing dengan berbagai hal tanpa perlindungan.
Indonesia juga harus berhati-hati dengan berlakunya masyarakat ekonomia ASEAN (MEA). Pemerintah harus tegas melakukan perlindungan. Jika tidak, petani makin hancur.
Kebijakan satu jendela memungkinkan barang dari ASEAN masuk ke Indonesia tanpa 'tembok'. Maka perlu negosiasi lagi terutama untuk barang yang sangat sensitif seperti pangan, kata Andreas, Rabu (21/1).
Advertisement