REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengingatkan bahwa fenomena pergeseran musim yang terjadi di berbagai daerah bakal berimplikasi kepada ketersediaan pangan sehingga dapat mengganggu target swasembada bila tidak dilakukan upaya percepatan.
"Dalam musim tanam Oktober 2014 sampai Maret 2015 telah terjadi pergeseran musim sehingga terjadi penurunan masa tanam yang bisa berimplikasi kepada ketersediaan pangan," kata Menteri Pertanian dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin.
Untuk itu, menurut Amran, diperlukan upaya khusus guna mempercepat ketersediaan pangan terutama Presiden telah mengarahkan untuk terwujudnya swasembada pangan sesuai dengan visi misi yang terdapat di dalam Nawa Cita.
Ia berpendapat bahwa faktor kunci untuk mengatasi masalah percepatan ketersediaan pangan antara lain adalah ketersediaan jaringan irigasi dan lahan yang memadai di daerah.
Mentan juga menuturkan, pelaksanaan program percepatan itu akan didukung dari anggaran dana kontingensi 2014 yang berasal dari dan pos stabilisasi pangan hasil refocusing Kementan 2014.
Dana kontingensi tersebut, dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu, rencananya akan disediakan antara lain untuk percepatan optimalisasi lahan di sebanyak 13 provinsi di Tanah Air.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Jakarta, Rabu (7/1) menyatakan keyakinannya bahwa target swasembada untuk padi dapat diraih dalam waktu kurang dari tiga tahun.
"Khusus padi tak sampai tiga tahun (dapat diraih). Kami secara internal menargetkan 2016 untuk padi," katanya.
Mentan menyatakan, untuk mencapai target swasembada pangan tersebut pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp20 triliun terdiri Rp16 triliun melalui APBN Perubahan dan Rp4 triliun melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
Selain itu, lanjutnya, pihaknya telah melakukan revisi anggaran Kementerian Pertanian yang mana alokasi untuk bidang-bidang kurang produktif sebesar Rp4,1 triliun dialihkan ke sektor produktif yang mendukung langsung pencapaian swasembada pangan.
Sektor-sektor produktif tersebut menurut dia, yakni pembangunan irigasi, pengadaan benih dan pupuk serta alat dan mesin pertanian (alsintan).
????"Selama ini kerusakan irigasi, rendahnya penyerapan benih dan pupuk serta minimnya penggunaan alsintan menjadi kunci penghambat swasembada," katanya.
Pemerintah juga telah menyatakan siap menyelesaikan berbagai kendala untuk mencapai swasembada pangan dalam waktu tiga tahun mendatang termasuk permasalahan mendasar berupa rusaknya saluran irigasi hampir di seluruh wilayah Indonesia.
"Setelah kami mengunjungi 14 provinsi di Indonesia, ada lima persoalan yang dialami sektor pertanian dimana yang pertama adalah saluran irigasi di seluruh Indonesia mengalami kerusakan," kata Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, saat menyampaikan sambutannya pada penyerahan Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara di Subang, Jawa Barat, Jumat (26/12).
Amran mengatakan kerusakan pada saluran irigasi baik primer, sekunder dan tersier tersebut, kurang lebih sebanyak 52 persen saluran irigasi yang ada di Indonesia, dimana dalam kurun waktu 20 tahun terakhir belum pernah ada perbaikan