Jumat 16 Jan 2015 11:31 WIB

Pemerintah Diminta All Out Promosikan Jamu ke Dunia

Rep: c78/ Red: Karta Raharja Ucu
Berbagai jamu terhidang sepanjang Mei di Hotel Borobudur.
Foto: dok Hotel Borobudur
Berbagai jamu terhidang sepanjang Mei di Hotel Borobudur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah diminta tidak tanggung-tanggung mempromosikan jamu ke seluruh dunia. Permintaan itu menyusul Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang sudah di depan mata.

Selain itu, pemerintah juga diminta gencar berkampanye agar rakyat Indonesia gemar minum jamu. Promosi yang bisa dilakukan pemerintah menurut Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Tradisional Berbasis Budaya Putri K Wardani

adalah menjadikan jamu sebagai suguhan utama ketika ada tamu dari mancanegara.

“Harus all out, seperti Korea yang mempromosikan K-Pop-nya ke dunia,” ujar Wardani, Jumat (16/1). Jamu, kata dia, jangan sampai hanya jadi barang antik yang tersimpan di lemari kaca. Tapi, jadikan jamu minuman yang relevan untuk membantu kesehatan dan perawatan kecantikan manusia modern masa kini.

Dikatakannya, saat ini industri kreatif Indonesia hanya 0,68 persen dari keseluruhan industri dunia. Tertinggal jauh dibanding Malaysia yang 0,98 persen dan Singapura yang 1,69 persen. Padahal, Indonesia punya kesempatan yang sangat besar dari sumber daya alam yang ada.

Karenanya, kata dia, sebagai negara penghasil kedua varietas tanaman herbal, promosi yang maksimal akan berperan menggenjot kinerja ekspor yang masuk kategori industri kreatif.

Strategi pemasarannya, lanjut dia, juga harus disesuaikan dengan pangsa pasar yang ada. Cara penjualan tradisional 'jamu gendong' tetap harus dilestarikan untuk segmen pembeli menengah ke bawah yang tidak perlu repot dengan pajak dan biaya mahal. Sementara, agar berdaya saing, sistem pemasaran modern tetap harus digenjot agar dikenal masyarakat dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement