REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perusahaan Asuransi Jiwa Generali menyatakan baru enam persen dari jumlah pekerja Indonesia yang memiliki dana pensiun. Setiap tahun, pertumbuhan nasabah dana pensiun hanya sekitar dua juta.
Padahal, jumlah pegawai di seluruh Indonesia mencapai sekitar 64 juta jiwa. Pada tahun 2013, baru sekitar 6000 perusahaan yang telah memiliki dana pensiun untuk pegawainya.
CEO Generali Edy Tuhirman memandang ceruk pasar yang masih kecil di dana pensiun kembaga keuangan (DPLK) ini menjadi satu kesempatan untuk meningkatkan bisnis. Menurutnya, penetrasi DPLK yang masih rendah disebabkan masyarakat yang masih belum paham mengenai dana pensiun.
“Baru enam persen dari total pegawai yang memiliki dana pensiun, ujar Edy, saat peluncuran produk DPLK Generali iPENSION, Senin (12/1).
Menurut dia, masih rendahnya penetrasi DPLK juga disebabkan lantaran tipe nasabah Indonesia yang lebih suka berpikir jangka pendek. Banyak nasabah yang berpikir usia pensiun masih jauh sehingga tak perlu dipersiapkan di usia yang masih muda.
Selain itu nasabah yang lebih tertarik menyimpan di deposito jangka pendek. “Ketika telat menabung, ongkosnya luas biasa,” katanya.
Populasi kelas menengah di Indonesia diperkirakan akan tumbuh hingga 117 juta jiwa di tahun 2020. Pada tahun 2035, populasi orang tua semakin banyak. Di sisi lain, eskpektasi hidup orang Indonesia kini semakin panjang.
Berdasarkan survey, masyarakat Indonesia meyakini usia mereka hingga 70 tahun. Pada tahun 2050, jumlah orang tua atau pensiunan di Indonesia diprediksi mencapai 20 persen dari total populasi.