Selasa 06 Jan 2015 17:26 WIB

Harga Elpiji Naik, Pengguna Beralih ke Bright Gas

Pekerja menata tabung Elpiji di Agen Raja Gas, Depok, Jawa Barat, Senin (6/1).
Foto: Antara
Pekerja menata tabung Elpiji di Agen Raja Gas, Depok, Jawa Barat, Senin (6/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Banyak pengguna elpiji beralih ke bright gas akibat kenaikan harga elpiji tabung biru ukuran 12 kg, kata Wakil Ketua Himpunan Pengusaha Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Jateng Trianto Cahyo Legowo.

"Kebanyakan para konsumen beralih ke bright gas karena perbedaan harga yang tidak terlalu besar," katanya di Semarang, Selasa (6/1).

Harga elpiji ukuran tabung 12 kg sendiri sebelum mengalami kenaikan yaitu Rp 111.500. Kenaikan mulai dilakukan sejak tanggal 2 Januari tahun ini.

Untuk saat ini, elpiji tabung biru ukuran 12 kg di harga Rp 131.500, sedangkan bright gas di harga Rp 137 ribu.

Menurutnya, dengan perbedaan harga yang tidak terlalu besar para konsumen lebih memilih menggunakan elpiji dengan kemasan yang lebih menarik serta baru.

"Apalagi kan Pertamina memberikan kemudahan bagi para konsumen yang ingin mengganti tabung elpiji ukuran 12 kg dengan bright maka tidak dikenai biaya, ini yang menarik bagi konsumen," katanya.

Sementara itu, mengenai jumlah perpindahan para konsumen ke elpiji 3 kg diakuinya tidak terlalu banyak. Meski demikian, pihaknya belum bisa memastikan berapa kenaikan tersebut.

"Memang ada kenaikan permintaan elpiji 3 kg tetapi jumlahnya sangat sedikit, saya belum tahu apakah ini karena ada konsumen yang migrasi dari elpiji 12 kg atau memang konsumsi mereka yang semakin banyak," katanya.

Meski demikian, pihaknya memprediksi kenaikan konsumsi elpiji 3 kg tersebut bukan karena terjadinya migrasi dari elpiji nonsubsidi ke elpiji bersubsidi.

"Segmentasinya berbeda, justru konsumen elpiji ukuran tabung 12 kg enggan menggunakan yang 3 kg karena lebih repot dalam penggunaan. Lebih sedikitnya isi membuat konsumen menjadi lebih sering membeli dan mengganti," katanya.

Sebelumnya, Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang mengatakan kenaikan harga dilakukan Pertamina guna menekan kerugian penyaluran elpiji 12 kg. Menurutnya, Pertamina mengalami kerugian mencapai Rp 17 triliun untuk periode 2009 hingga 2013.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement