REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO-– Sejak beberapa hari terakhir, elpiji subsidi kemasan 3 kilogram di wilayah Kabupaten Banyumas semaki langka. Akibat kelangkaan tersebut, harga elpiji di tingkat pengecer melambung hingga Rp 20 ribu per tabung.
''Sudah sepekan ini, saya kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kg. Kalau ada, harganya sudah mencapai Rp 20 ribu per tabung,'' kata Nining (39), ibu rumah tangga warga Perumahan Berkoh, Kelurahan Purwokerto Timur, Senin (5/12).
Dia mengaku, untuk mendapatkan elpiji dia harus berkeliling dari satu satu pengecer ke pengecer lain yang ada di komplek perumahannya. Terakhir, dia menemukan salah satu pengecer yang masih menyimpang stok elpiji 3 kg. Namun ternyata harganya sudah melambung menjadi Rp 20 ribu per tabung.
''Padahal biasanya, harga elpiji di pengecer paling tinggi hanya Rp 16 ribu per tabung. Kata pedagangnya, harga elpiji 3 kg naik karena susah didapat,'' jelasnya.
Aris (34 tahun), warga Karangwangkal, Kecamatan Purwokerto Utara, juga mengaku harus berkeliling dari satu pengecer ke pengecer lain, untuk mendapatkan elpiji kemasan 3 kilogram. ''Banyak toko atau warung yang stok elipji 3 kilogramnya habis. Kalau pun ada, harganya sudah naik menjadi Rp 20 ribu,'' katanya.
Salah satu pemilik pangkalan elpiji di Desa Kedungmalang Kecamatan Purwokerto Utara, Tarso menyatakan, kelangkaan elpiji di pasaran diperkirakan terjadi karena harga gas elpiji kemasan 12 kg mengalami kenaikan cukup tinggi.
Hal ini menyebabkan rumah tangga yang tadinya menggunakan elpiji 12 kg, pindah menggunakan elpiji 3 kg. ''Jumlah pasokan gas elpiji 3 kg ke pangkalan saya sebenarnya tidak berubah. Tapi karena banyak yang membeli, begitu dipasok besoknya langsung habis,'' katanya.