Kamis 01 Jan 2015 09:33 WIB

Indonesia Diprediksi Kekurangan Beras di 2030

Rep: C78/ Red: Indira Rezkisari
  Pekerja memindahkan beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Selasa (30/9). (Republika/ Yasin Habibi)
Pekerja memindahkan beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Selasa (30/9). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indonesia diminta menyiapkan produksi beras komposit untuk menghadapi ketersediaan pangan pada 2030. Alasannya, berdasarkan perhitungan Kamar Dagang Indonesia (Kadin), pada 2030, penduduk Indonesia akan mencapai sekitar 300 juta jiwa.

Dibandingkan dengan 2014 dengan jumlah penduduk sekitar 240 juta, diprediksi akan ada kenaikan jumlah penduduk sekitar 60 juta orang dalam waktu 16 tahun ke depan.

“Dengan asumsi konsumsi beras 130 kg per kapita per tahun, maka akan diperlukan tambahan beras sekitar 7,8 juta ton beras,” kata Wakil Ketua Komite Tetap Industri Derivatif Pertanian Kadin Indonesia sekaligus Ketua Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) H. Suharyo Husen belum lama ini.

Ia memprediksi, Indonesia akan mengalami kekurangan pangan bahkan akan mengalami impor besar-besaran dilihat dari kondisi produksi beras saat ini. Diterangkannya, menurut angka sementara BPS, produksi beras sebesar 38,2 juta ton beras. Sementara, jika tidak ada usaha perlindungan lahan pertanian, konversi lahan akan terjadi sekitar seratus ribu hektar per tahun hingga 2030.

Jika lahan sawah yang dikonversi selama 16 tahun adalah 1,6 juta hektare, sementara rencana pencetakan sawah baru dalam rentang waktu yang sama seluas 320 ribu hektare, akan diperoleh jumlah kehilangan lahan sawah bersih  menjadi 1,28 juta hektare. “Apabila produksi GKG adalah 5 ton per hektare, maka akan hilang produksi GKG sekitar 6,4 juta Ton GKG atau sekitar 3,5 juta ton beras,” kata dia.

Padahal, kata dia, tahun 2030 dengan jumlah penduduk 300 juta jiwa, Indonesia membutuhkan beras hingga 46 juta ton beras. Sedangkan, ketersediaan beras akan berkurang 3,5 juta ton akibat konversi lahan. Dampaknya, persediaan beras pada 2030 menjadi 42,5 juta ton beras. Indonesia pun pada 2030 diprediksi akan impor beras di atas 4,4  juta ton.

Maka, alternatif pemenuhan kekurangan 3,5 juta ton dan untuk stok tiga bulan atau sekitar 3 ratus ribu ton beras per bulan beras dapat disubstitusi oleh beras komposit. “Yakni beras yang dibuat dari tepung singkong dengan tepung beras atau tepung jagung,” kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement