Selasa 30 Dec 2014 15:28 WIB
Harga BBM

Ingin Terapkan Subsidi Tetap, Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah

Rep: C01/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Tahun 2015 Premium Tidak Bersubsidi: Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di SPBU, Jakarta, Jumat (19/12).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Tahun 2015 Premium Tidak Bersubsidi: Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium di SPBU, Jakarta, Jumat (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Salah satu dampak jika wacana subsidi tetap BBM jadi direalisasikan adalah inflasi. Untuk bisa menerapkan subsidi tetap sekaligus mengendalikan inflasi, pemerintah juga perlu melakukan sejumlah langkah preventif.

"Ketika turun (harga BBM) ini, pemerintah justru harus berpikir skenarionya. Jangan sampai nanti tiba-tiba harga minyaknya melambung lagi, kita keteteran," terang Ekonom INDEF Eko Listianto  pada ROL, Selasa (30/12).

Menurut Eko, setidaknya ada dua langkah preventif yang perlu dilakukan pemerintah jika wacana subsidi tetap ini diterapkan. Pertama, pemerintah perlu mendorong produksi minyak negeri dengan cepat. Peningkatan produksi minyak dalam negeri ini nantinya akan dapat menekan impor BBM untuk konsumsi dalam negeri. 

Pasalnya, saat ini impor bahan bakar minyak oleh negara cenderung meningkat. "Kalau urusan minyak dan energi, memang harus dari dalam negeri. Kita harus kuat dari infrastruktur energi kita sendiri," lanjut Eko.

Momen turunnya harga BBM dinilai Eko juga sebagai waktu yang tepat bagi pemerintah untuk menemukan energi alternatif yang bisa digunakan masyarakat ke depannya. Jika wacana subsidi tetap ini jadi diterapkan pada saat harga minya dunia sedang turun, pemerintah tentu akan memiliki tambahan modal yang lebih tinggi.

Tambahan pendapatan ini dapat dimanfaatkan pemerintah untuk mengembangkan sektor energi yang memang vital ini. Ketika pemerintah sudah bisa meningkatkan produksi energi alternatif, negara tak akan lagi tergantung pada BBM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement