Senin 29 Dec 2014 08:45 WIB
Harga BBM

Muhammadiyah: Penghapusan Bahan Bakar Premium akan Rugikan Pengusaha Lokal

Rep: C83/ Red: Erdy Nasrul
Muhammadiyah
Muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Bendahara PP Muhammdiyah, Anwar Abbas menilai rencana Faisal Basri sebagai Ketua tim reformasi tata kelola migas yang akan meniadakan bahan bakar  premium akan membuat pengusaha SPBU lokal  terpukul. Hal ini dikarenakan, SPBU Lokal tidak akan mampu bersaing dengan SPBU asing.

Ia menjelaskan, jika gagasan Faisal Basri ini benar-benar direalisasikan maka BBM yang akan dijual adalah RON 92 (pertamax) dan RON 95 yang dijual di SPBU asing. Ini artinya, harga antara RON 92 (pertamax) dengan RON 95 menjadi sangat kompetitif. Nantinya, karena faktor internal dan eksternal RON 92 tidak akan mampu bersaing dan akan berdampak pada 5300 SPBU milik lokal.

"Perkiraan akan hancurnya SPBU lokal ini sudah disuarakan Ketua ll himpunan swasta nasional minyak dan gas, karena dengan dihapusnya RON 88 maka berarti produk yang dijual pertamina tidak lagi different, karena sudah sama atau hampir sama dengan produk yang dijual shell dan total. Dan bila itu yang terjadi maka SPBU lokal akan kalah dalam bersaing," ujar Anwar Abbas kepada Republika, Ahad (28/12).

Menurutnya, yang harus dipikirkan tim reformasi tata kelola migas yakni bagaimana melindungi rakyat dan pengusaha lokal. Dan bukan hanya mempertimbangkan aspek harga saja. Dengan adanya premium maka kita bisa menjadikan produk yang khas tersebut sebagai instrument untuk melindungi rakyat dan pengusaha lokal.

Ia menambahakan, Jika masalah pembentukan harga RON 88 selama ini gelap,  maka inilah tugas dari tim untuk memperjelas dan memperterang apa yang selama ini gelap agar kehadiran premium bisa memberikan kesejahteraan yang sebesarnya bagi rakyat.

"Tapi langkah yang akan diambil faisal nampaknya lain sehingga hal ini jelas akan membawa dampak yang sangat menguntungkan bagi asing. Tampaknya orang yang tadinya punya pemikiran ekonomi kerakyatan, kalau sudah masuk ke dalam sistem juga menjadi liberal," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement