Rabu 24 Dec 2014 16:38 WIB

Kemendag Tetapkan Aturan Baru Distribusi Gula Rafinasi

Gula Rafinasi (Illustrasi)
Foto: CORBIS
Gula Rafinasi (Illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan telah menetapkan aturan baru terkait distribusi gula kristal rafinasi (GKR), dengan menganulir Surat Edaran Menteri Perdagangan No. 111/M-DAG/2/2009 tentang Petunjuk Pendistribusian Gula Kristal Rafinasi.

"SE No. 111/2009 sudah dicabut, langsung kontrak dengan industri pengguna," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina, Rabu (24/12).

Srie mengatakan, untuk distributor yang akan memenuhi kebutuhan industri kecil menegah (IKM), Kementerian Perdagangan berencana untuk mengatur dengan menggunakan mekanisme distributor terdaftar.

"Untuk saat ini basisnya melalui kontrak, tidak melalui distributor," ucap Srie.

Dalam surat Menteri Perdagangan Nomor 1.300/M-DAG/SD/12/2014 perihal Instruksi Pendistribusian Gula Kristal Rafinasi tersebut, alasan pencabutan SE 111/2009 itu adalalah dalam rangka untuk menjaga tertib distribusi agar sesuai dengan peruntukannya.

Surat tersebut juga menindaklanjuti hasil rapat antara Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Instruksi dalam surat tersebut antara lain adalah untuk mengatasi rembesan GKR ke pasar konsumen, dimana basis persetujuan impor gula mentah (raw sugar) didasarkan pada "supply chain" dan mekanisme kontrak antara industri rafinasi dan industri makanan minuman sesuai dengan rekomendasi dari Kementerian Perindustrian ke Kementerian Perdagangan.

Mulai 1 Januari 2015, terhadap setiap hasil produksi GKR oleh industri hanya disalurarkan langsung kepada industri makanan dan minuman sebagai pengguna sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.

Pelanggaran atau penyimpangan dalam penyaluran gula kristal rafinasi tersebut akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Surat tersebut ditujukan kepada 11 perusahaan gula rafinasi yang tergabung dalam Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) yaitu, PT Sugar Labinta, PT Dharmapala Usaha Sukses, PT Duta Sugar Internasional, PT Sentra Usahatama Jaya, PT Makassar Tene, dan PT Jawamanis Rafinasi.

Selain itu, PT Permata Dunia Sukses Utama, PT Angel Products, PT Berkah Manis Makmur, PT Andalan Furnindo, dan PT Medan Sugar Industri.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement