REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Rencana Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil menghapus subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium tahun depan dinilai anggota DPR dari Fraksi Nasdem Kurtubi kurang tepat. Kurtubi menyarankan pemerintah untuk melakukan subsidi tetap terkait masalah ini.
“Kalau dihapuskan saya kurang setuju, karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak,” kata Kurtubi, Kamis (18/12).
Untuk saat ini, lanjut Kurtubi memang harga minyak sedang mengalami penurunan. Oleh karenanya, jika kecenderungan harga minyak hingga tiga bulan ke depan tetap menurun, Kurtubi menyarankan pemerintah untuk menurunkan harga minyak seharga Rp 1.000.
“Kalau sampai tiga bulan ke depan atau sampai Maret harga tetap kecenderungannya menurun, harganya lebih baik diturunkan Rp 1.000, setelah itu baru nanti di subsidi tetap,” ungkapnya.
Karena, setelah Maret sebisa mungkin diiringi dengan kebijakan baru yatitu subsidi tetap. “Misalkan pemerintah menetapkan harga tetapnya 10 persen, jadi masyarakat hanya membayar 90 persen,” katanya.
Kebijakan tersebut, nantinya bisa berlaku baik harga minyak dunia turun ataupun naik. “Jadi harga BBM kita mengikuti harga pasaran dunia, kalau naik kita juga ikut naik, begitu juga kalau turun,” ungkapnya.