Kamis 18 Dec 2014 16:40 WIB

Bank Dunia: Pertumbuhan Ekonomi 2015 Diperkirakan 5,2 Persen

Bank Dunia
Bank Dunia

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 masih mampu mencapai 5,2 persen, meskipun sempat terdampak gejolak kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.

"Kami optimistis penerimaan domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2015 rata-rata masih di atas 5 persen serta dengan pertumbuhan 2014," kata ekonom Bank Dunia Ahya Ihsan, saat menjadi pembicara dalam diskusi "Perkembangan Triwulan Perekonomian Indonesia" di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis (18/12).

Ia menilai, optimisme pertumbuhan ekonomi itu didukung dengan masih tingginya konsumsi masyarakat atau swasta pada kuartal ke-III 2014 yang meningkat sebesar 5,4 persen, di tambah dengan belanja pemerintah yang masih mampu mengimbangi tren penurunan kontribusi ekspor dan investasi.

"Memang sebaiknya pertumbuhan (ekonomi) juga didominasi investasi, namun kami melihat dalam waktu dekat kenaikan itu (investasi) belum ada," kata dia.

Menurut Ihsan, kompensasi bahan bakar minyak melalui Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) bagi masyarakat miskin akan mampu melindungi masyarakat miskin secara signifikan dalam menghadapi penyesuaian BBM itu.

"Meskipun nantinya akan ada ganjalan dalam pendataan masyarakat, kami yakin program itu efektif," ucapnya.

Bahkan menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa di atas 5,2 persen dengan catatan pemerintahan Presiden Joko Widodo mampu mewujudkan pembangunan infrastruktur seperti di sektor maritim sesuai yang dicita-citakan, serta memaksimalkan belanja modal.

"Jika masih mengikuti pola pemerintahan lama, saya tidak yakin belanja modal akan mampu ditingkatkann pada tahun depan," ujar dia.

Mengenai pelambatan laju pertumbuhan ekonomi, Ihsan mengatakan, bukan hanya terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia, namun juga negara-negara maju lainnya. "Jadi Indonesia sesungguhnya tidak sendirian," katanya. 

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement