REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tahun depan, Bank BJB menargetkan fokus menggarap kredit infrstruktur. Untuk mendukung rencana bisnis tersebut, BUMD milik Pemprov Jabar ini telah menyiapkan modal sebesar Rp 2 triliun.
Menurut Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank BJB, Zaenal Arifin, BJB menilai rencana pemerintahan Jokowi yang salah satunya akan mengalihkan dana subsidi bahan bakar minyak (BBM) ke sektor infrastruktur, sebagai peluang besar. Kebijakan tersebut, katanya, harus dapat dimanfaatkan oleh Bank Pembangunan Daerah (BPD).
"Ini adalah kebijakan yang bisa menguntungkap BPD,'' katanya, baru-baru ini.
Peluang keuntungan tersebut, kata dia, khususnya dari sisi potensi pendapatan proyek infrastruktur. BPD, berpeluang meraup laba cukup besar. ''Peluang ini harus ditangkap oleh daerah. Termasuk, kami," kata Zaenal.
Oleh karena itu, menurut Zaenal, Bank BJB, akan merespon terlebih dahulu untuk mengelola sektor produktif. Misalnya, proyek perluasan jalan. Apalagi, keterlibatan Bank BJB dalam kredit infrastruktur bukan hal baru. ''Ya, tapi ke depan harus lebih dimaksimalkan.
Sedangkan menurut Direktur Komersial, Ahmad Irfan, selama ini kredit konsumer Bank BJB lebih banyak mengurus infrastruktur. Jadi, pihaknya sudah siap untuk mengelola sektor ini. Terutama, untuk infrastruktur yang ada di Jawa Barat.