Jumat 05 Dec 2014 11:19 WIB

Draghi Tak Gentar Laksanakan Kebijakan ECB

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Euro logo terlihat di depan Bank Sentral Eropa, ECB di Frankfurt, Jerman.
Foto: AFP PHOTO / DANIEL ROLAND
Euro logo terlihat di depan Bank Sentral Eropa, ECB di Frankfurt, Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, FRANKFURT--Kebijakan pemulihan ekonomi Eropa baru akan ditentukan Bank Sentral Eropa (ECB) awal 2015 mendatang. Ini jadi sinyal protes dari Jerman atau siapapun tidak akan menghalangi langkah ECB.

Presiden ECB, Mario Draghi, menggaris bawahi komitmen ECB untuk memulihkan ekonomi Eropa dan kebijakan produksi uang untuk membeli aset-aset 18 negara kawasan Eropa. Namun, kebijakan ini ditentang oleh Jerman sebagai negara di Eropa yang ekonominya paling kuat.

Pengumuman Draghi mengenai prediksi ECB atas ekonomi Eropa yang akan lebih rendah beberapa tahun ke depan dan inflasi yang turun akibat rendahnya harga minyak menambah muram prospek kawasan ini.

Inflasi yang rendah inilah yang membuat ECB merasa perlu mencetak uang lebih banyak untuk membeli obligasi pemerintah atau quantitative easing (QE).

''QE sudah terbukti efektif diterapkan di AS dan Inggris,'' kata Draghi seperti dikutip Reuters, Kamis (4/12). Draghi merasa tak perlu semua negara sepakat dengan keputusan ECB. Ia menekankan tidak akan membiarkan stabilitas harga tergangggu oleh sejumlah pihak yang keberatan.

Kepala Bundesbank Jerman, Lautenschlaeger dan Jens Weidmann, menentang keputusan ECB untuk menguatkan neraca keuangan dengan manambah pembelian aset.

ECB berencana membeli aset dari agar uang tunai mereka bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Mereka akan menambah pembelian aset antara 800 miliar euro hingga satu triliun euro (1,24 triliun dolar AS).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement