REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pemasaran dan Perdagangan Pertamina Ajmada Bambang mengaku salah satu kendala dalam distribusi minyak dan gas di Indonesia adalah kurangnya infrastruktur. Bahkan Ahmad menyebut distribusi migas di Indonesia adalah yang paling rumit dunia.
"Distribusi minyak di Indoenaia paling rumit di dunia. Dari terminal, masuk kilang, masuk kilang lebih kecil, masuk kapal, tangker, pipa, belum lagi kereta kereta api. Ada juga pakai pesawat di daerah Jaya Wijaya. Rumit kan?" kata Ahmad saat menghadiri Pertamina Energy Outlook di Jakarta, Rabu (3/12).
Untuk itu, Pertamina berniat untuk membangun dua kilang baru untuk memperlancar distribusi minyak. "Lokasinya ada di Bontang, Kalimantan Timur dan Tuban, Jawa Timur," jelas Ahmad Bambang usai menghadiri Pertamina Energy Outlook, Rabu (3/12). Lokasi kilang di Tuban akan memanfaatkan fasilitas kilang TPPI. Kedua kilang ini diproyeksikan berkapasitas 300 ribu barel per hari.
Ahmad menambahkan, rencana ini sekaligus untuk menambal kekurangan kapasitas kilang yang ada. Pertamina mencatat, kebutuhan BBM saat ini adalah 1,6 juta barel per hari. Sedangkan kapasitas kilang di seluruh Indonesia hanya mampu menampung 800 ribu barel per hari "Akibatnya 52 persen diambil dari impor," lanjut Ahmad.
Ahmad menjelaskan, peremajaan dan pembangunan kilang baru sangat dibutuhkan mengingat usia kilang yang tergolong tua. "Kilang paling muda Balongan yang dibangun tahun 1994. Dan di Pangkalan Brandan sudah tidak berfungsi," jelasnya.