Rabu 03 Dec 2014 03:38 WIB

Jelang MEA 2015, Menteri Susi Perkuat Peran Penyuluh Perikanan

Rep: C85/ Red: Winda Destiana Putri
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
Foto: ROL/Sadly Rachman
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sedang gencar memperkuat peran penyuluh perikanan sebagai konsultan, penasehat, dan pendamping masyarakat dalam mengembangkan usaha di bidang kelautan dan perikanan.

Berkat perannya sebagai agent of change, penyuluh perikanan telah berhasil memacu daya saing masyarakat sehingga produktivitas, mutu dan efisiensi usahanya semakin meningkat.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyampaikan apresiasi terhadap penyuluh perikanan atas peran aktifnya dalam memberdayakan masyarakat kelautan dan perikanan. Hal itu disampaikan Susi usai membuka Gelar Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kelautan dan Perikanan di Ballroom KKP, Jakarta, Selasa (2/12).

Menurut Susi, keberhasilan tersebut salah satunya ditunjukkan dengan perubahan kelas kelompok pelaku utama/usaha hasil dari pendampingan penyuluh perikanan.

Selain itu, pendampingan yang dilakukan juga telah meningkatkan  pendapatan masyarakat. Dalam melakukan pendampingan, penyuluh perikanan dibekali teknologi melalui pemanfaatan cyber extension.

"Penyuluh perikanan harus memiliki dedikasi dan kompetensi, sehingga mampu mengubah perilaku kelompok pelaku utama, dan meningkatkan produktivitas usaha masyarakat sehingga kehidupannya semakin lebih sejahtera," ujar Susi.

Ke depan menurut Susi, peran penyuluh perikanan akan semakin penting dan strategis. Terutama menjelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015, masyarakat akan dihadapkan pada persaingan global dan dituntut untuk memiliki daya saing dan nilai tambah.

Pasalnya, peningkatan daya saing dan  nilai tambah menjadi kunci keberhasilan memenangi persaingan tersebut. Dalam hal ini peran serta penyuluh perikanan dalam memberdayakan masyarakat sangat dibutuhkan dan perlu terus ditingkatkan.  Karena itu, sertifikasi kompetensi para penyuluh perikanan, dan pelaku usaha perlu dipercepat agar siap dalam memasuki MEA.

"Selain itu pemerintah akan terus berupaya meneguhkan komitmen untuk membangun sumber daya masusia yang handal dalam mengelola kelautan dan perikanan tidak hanya melalui kegiatan penyuluhan, namun juga pendidikan dan pelatihan," ungkap Susi.

Sebagai bukti nyata komitmen tersebut, KKP terus mendorong pengembangan SDM kelautan dan perikanan, baik melalui pendidikan, pelatihan maupun penyuluhan. Diantaranya di bidang pendidikan konservasi, KKP telah membangun sekolah khusus di bidang konservasi kelautan dan perikanan yang berlokasi di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Selain itu, dibentuk pula Pusat Studi Mangrove di Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) Sidoarjo, Pusat Studi terumbu karang di Poltek KP Bitung, serta Pusat Studi Konservasi Perairan yang akan diresmikan di Poltek KP Sorong.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement