REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Bank Indonesia (BI) Sulawesi Utara menyatakan, realisasi penyaluran kredit kepada kalangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) oleh perbankan di Provinsi Sulut pada triwulan III/2014 mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Pada triwulan III/2014, kredit UMKM tercatat Rp 6,9 triliun atau tumbuh 9,17 persen, melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan 9,77 persen," kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut Dudung C Setyadi, di Manado, Rabu (26/11).
Dia menjelaskan, penyaluran terbanyak tetap pada usaha menengah yang mencapai Rp 3,06 triliun atau tumbuh 0,62 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat Rp 3,04 triliun.
"Pertumbuhan di usaha menengah memang kecil, namun secara nominal paling besar dibandingkan usaha mikro dan kecil," katanya.
Usaha kecil, kata Dudung, mencapai Rp 2,44 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 2,17 triliun atau naik 12,45 persen. Untuk usaha mikro mendapat porsi Rp 1,38 triliun atau tumbuh 26,89 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,09 triliun.
Menurut Dudung, Sulut menjadi prioritas bagi perkembangan UMKM. Setiap tahun, jumlah UMKM di Sulut mengalami peningkatan rata-rata di atas 30 persen.
Semakin berkembangnya kegiatan unit UMKM di Sulut menunjukkan daerah itu relatif sangat baik dan menarik bagi dunia bisnis serta investasi.
"Bahkan dalam tahun-tahun ke depan, perkembangan usaha di Sulut sangat prospektif, terutama di Kota Manado, Bitung, dan Tomohon yang ternyata UMKM-nya mengalami pertumbuhan signifikan," ujarnya.
Apalagi perkembangan itu ditunjang dengan dukungan pendanaan dari perbankan yang setiap tahun terus bertambah nilainya.
Advertisement