REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Provinsi Bali dengan penduduk mayoritas non-Muslim ternyata berpotensi mengembangkan lembaga keuangan syariah Islam.
"Perkembangannya sangat pesat sebetulnya," ujar Ketua Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Nasional Arief Mufti, Sabtu (22/11).
Bahkan, lanjut dia, terdapat satu lembaga keuangan syariah yang dikoordinasi oleh tokoh setempat dan menampung saham baik dari muslim maupun non-Muslim.
"Ada juga masjid yang punya dana sampai Rp 207 miliar," lanjutnya.
Di tempat yang sama, Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Haddad juga menyampaikan bahwa tidak hanya di Bali, di beberapa wilayah lain Indonesia, BMT juga sudah berkembang baik.
"Tinggal bagaimana BMT itu dibina, apakah oleh perusahana besar, APEC dan sebagainya. SDM nya ditarik, produknya ditarik, atau masuk jaringan IT," kata Muliaman.
Dia menambahkan, terlebih bila BMT memakai sistem portal, maka akan semakin berkembang lagi. "Kalau punya sistem portal, ini betul-betul akan menjadi kekuatan besar," katanya.