Sabtu 22 Nov 2014 18:27 WIB

'Pertumbuhan BMT Dahsyat, tapi tidak Tercatat'

Rep: cr05/ Red: Mansyur Faqih
BMT, ilustrasi
BMT, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Baitul Mal wa Tamwil (BMT) Nasional Arief Mufti menyayangkan pertumbuhan ekonomi syariah yang ada di angka lima persen selama delapan tahun terakhir.

Meski pun, menurut dia, angka tersebut tidak mencatatkan pertumbuhan lembaga keuangan mikro syariah, terutama seperti BMT. 

"Padahal BMT sangat dahsyat pertumbuhannya, namun tidak tercatat," kata dia di Jakarta, Sabtu (22/11). 

Karenanya, kata dia, jika pertumbuhan BMT tercatatkan, angka pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia akan lebih dari lima persen.

Tetapi, ia optimistis, pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia akan lebih cepat. Yaitu, seiring dengan masuknya lembaga keuangan ayariah dalam ranah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun depan.

"Misalnya 2016 baru tercatat sebagai infrastruktur. Tahun depan setiap jasa dapat 1,4 miliyar dan dari 107 triliun uang yang beredar maka 20 persen akan lari ke LKS ini," kata dia. 

Dia menambahkan, pertumbuhan ekonomi syariah juga akan semakin pesat jika antara kementerian, OJK dan sedikitnya 24 asosiasi syariah bersinergi lebih erat lagi. 

"Jika tahun depan program beberapa pihak terkait itu semakin diperjelas, kami yakin pertumbuhan ekonomi syariah semakin pesat," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement