Kamis 20 Nov 2014 12:49 WIB

Trik Pemerintah Kurangi Pedasnya Harga Cabai

Rep: satria kartika yudha/ Red: Winda Destiana Putri
cabai merah
cabai merah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga cabai semakin pedas. Paska kenaikan BBM bersubdisi, rata-rata harga cabai merah berada di atas Rp 50 ribu per kg.

Pedasnya harga cabai ini menjadi perhatian serius pemerintah. Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil mengaku punya trik untuk menurunkan harga cabai dan juga mengontrol bahan-bahan pokok lainnya.

Caranya, kata Sofyan, adalah dengan melakukan efektivitas logistik di pelabuhan. Harus ada jalur cepat supaya bahan-bahan konsumsi seperti cabai dan bawang bisa cepat sampai ke tangan konsumen.

Sofyan mengungkapkan jalur cepat tersebut sebenarnya sudah ada. Hanya saja penerapaannya selama ini kurang terawasi sehingga tidak efektif.

"Jadi kami benar-benar akan memonitor apakah misalnya cabai dari Lombok jangan sampai antre di pelabuhan. Harus dapat prioritas cepat karena ini mempengaruhi biaya-biaya," kaya Sofyan seusai menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah kementerian terkait membahas dampak kenaikan BBM bersubdisi di kantor Kemenko Perekonomian, Kamis (20/11).

Sofyan mengaku prihatin dengan kenyataan bahwa Indonesia yang merupakan negara agraris ternyata masih juga mengimpor cabai keriting ataupun pasta cabai.

Untuk meningkatkan produktivitas cabai, pemerintah berencana melakukan studi untuk menerapkan tekonologi rumah kaca. Jika teknologi ini berhasil, maka tahun depan pemerintah akan menerapkannya secara massal.

"Semoga masalah cabai-cabaian bukan lagi jadi isu utama. Tidak ada alasan untuk kita tidak bisa mengatasinya," Sofyan menambahkan. 

Terkait ketersediaan pangan, mantan Menteri BUMN tersebut memastikan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dia mengatakan Kementerian Perdagangan sebelumnya sudah mengadakan rapat dengan semua kepala dinas dan juga produsen bahwa, kebutuhan masyarakat terhadap pangan dijamin aman.

"Ketersediaan pangan tidak menjadi masalah," Sofyan menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement