REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menyadari kebijakan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak pada inflasi. Namun, menurut dia, hal itu merupakan risiko yang harus dihadapi saat menghadapi.
"Tidak ada tindakan yang tidak berisiko. Tapi dibanding daripada kita defisit lebih baik apa itu inflasi sedikit naik, tapi APBN kita aman," katanya di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Selasa (18/11).
Menurut dia, asal APBN masih aman, maka dampak inflasi memang harus dihadapi. Sebelumnya, Bank Indonesia memastikan inflasi sebagai dampak jika harga BBM jadi dinaikkan. Namun, inflasi ini akan tetap terkendali dan hanya bersifat sementara. Menurut Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo dampak inflasi akan terasa dalam waktu tiga bulan.
Untuk menciptakan APBN yang lebih stabil, pemerintah akan berupaya menciptakan subsidi tetap. Sehingga, subsidi dalam APBN energi tak akan terpengaruh terhadap harga minyak dunia serta nilai tukar rupiah.
Subsidi tetap merupakan subsidi dengan nilai tetap untuk setiap liter BBM bersubsidi. Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menyatakan akan memperhitungkan subsidi tetap pada tahun depan.
"Nanti tahun depan kita akan memperhitungkan itu subsidi tetap. Ya itu kita tentukan saja. Apakah seribu atau dua ribu nanti kita hitung," kata JK.
Namun, konsekuensi dari penerapan subsidi tetap ini menyebabkan harga BBM subsidi di kalangan eceran dapat berubah kapan saja guna menyesuaikan perubahan harga minyak dunia.
Meskipun begitu, JK menegaskan untuk menerapkan hal ini pemerintah masih membutuhkan persiapan. JK pun yakin tahun depan wacana subsidi tetap ini dapat diterapkan. Namun, pemerintah masih perlu membahasnya dengan DPR.
Walaupun pemerintah telah resmi menaikan harga BBM subsidi, namun kondisi ini dinilai tak cukup untuk memperbaiki kondisi APBN. Skema subsidi tetap ini dapat membantu pemerintah mengelola belanja subsidi dengan baik.
Skema subsidi yang diterapkan saat ini mempengaruhi defisit APBN. Besaran subsidi BBM juga ditentukan oleh fluktuasi harga minyak dunia dan nilai rupiah. Fluktuasi inilah yang menyebabkan subsidi BBM meningkat dan menekan APBN.