Selasa 18 Nov 2014 07:12 WIB

Malaysia Berencana Turunkan BBM, Indonesia Malah Menaikkan

 Pengunjung mengamati maket SPBU saat acara Innovation Expo Pertamina, Jakarta, Selasa (4/11).   (Republika/ Yasin Habibi)
Pengunjung mengamati maket SPBU saat acara Innovation Expo Pertamina, Jakarta, Selasa (4/11). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia berencana menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) RON 95 jika harga minyak mentah dunia jatuh hingga posisi 70-75 dollar AS per barrel.

Wakil Menteri Keuangan Malaysia Datuk Ahmad Maslan mengatakan, selama ini kenaikan harga BBM selalu dijadikan alasan pedagang untuk menaikkan harga. Jika harga BBM diturunkan, para pedagang juga diharapkannya bisa menurunkan harga barang.

Pihaknya berencana menurunkan harga BBM RON 95 jika harga minyak mentah dunia turun. "Penurunan harga tersebut bisa dilakukan karena telah melewati kadar subsidi yang ditanggung oleh pemerintah," katanya seperti dikutip berbagai media terbitan Kuala Lumpur, Senin (17/11).

" Jika harga minyak pada level 70-75 dollar AS per barrel, maka ia akan melewati tahap subsidi 2,30 ringgit per liter," katanya.

Berbeda dengan Indonesia, di saat harga BBM turun, justru menaikkan harga BBM. Alasannya, terlalu besar APBN dibebani untuk subsidi BBM. Ketua DPP Demokrat, Didi Irawadi Syamsudin, menegaskan, pemerintah tidak transparan terkait pengurangan subdisi BBM. “Seharusnya pemerintah menjelaskan argumentasi dan alasannya kenapa menempuh kebijakan ini,” imbuhnya, saat diwawancarai sebuah stasiun TV di Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement