REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) Tony Prasetiantono menilai kenaikan harga BBM bersubdisi sebesar Rp 2000/liter untuk jenis premium dan solar dinilai sangat wajar.
"Saya sependapat. Harga minyak dunia sekarang di bawah USD 80 per barel. Untuk sementara ini, kenaikan Rp 2.000 per liter sudah cukup mendekati harga keekonomian yang saya perkirakan Rp 8500-Rp 9000 per liter," kata Tony melalui pesan singkat.
Meski begitu, Tony memperkirakan bahwa harga minyak dunia bakal naik lagi jika OPEC berhasil menekan produksi. Dia memperkirakan, harga minyak dunia bisa naik ke kisaran 90 dolar AS per barel.
"Akan tetapi pada tahap skrg, kenaikan Rp 2000 sudah sangat memadai," ujarnya.
Presiden RI Joko Widodo resmi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubdisi untuk jenis premium menjadi Rp 8500/liter, sedangkan untuk jenis solar menjadi Rp 7500/liter. Kenaikan ini akan berlaku mulai Selasa (18/11) pukul 00.00 WIB.