Senin 17 Nov 2014 22:27 WIB

Kenaikan Tarif BBM Lebih Rendah dari Sebelumnya

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan / Red: Djibril Muhammad
SPBU di Jalan Kuningan, Jakarta Selatan.
Foto: Republika/Prayogi
SPBU di Jalan Kuningan, Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai kenaikan tarif BBM bersubsidi tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM Saleh Abdurrahman mengatakan, harga BBM subsidi selama 10 tahun terakhir telah mengalami beberapa kali penyesuaian.

"Pada saat ini, penyesuaian harga BBM subsidi ditetapkan sekitar 30,7 persen untuk premium dan 36,3 persen untuk solar," kata Saleh, di Jakarta, Senin (17/11).

Saleh menuturkan pada 2005 untuk harga premium dari Rp 1.810 per liter menjadi Rp 2.400 per liter. Pada tahun yang sama, Pemerintah kembali menyesuaikan harga premium dari Rp 2.400 per liter menjadi Rp 4.500 per liter. Kenaikan premium ini sekitar 87 persen. Sementara solar naik dari Rp 2.100 per liter menjadi Rp 4.300 per liter atau sekitar 105 persen.

Pada 2013, harga premium naik menjadi Rp 6.500 per liter atau sekitar 44,4 persen, sedangkan solar naik menjadi Rp 5.500 per liter atau sekitar 51,1 persen.

Dia menuturkan, pemerintah melakukan opsi kebijakan penyesuaian harga BBM subsidi dengan tujuan alokasi dana subsidi dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan yang lebih produktif. Antara lain program pendidikan, kesehatan serta perluasan pembangunan infrastruktur sehingga dapat menyerap tenaga kerja bagi masyarakat.

"Dalam lima tahun terakhir, alokasi subsidi energi mencapai sekitar Rp 1.300 triliun, lebih tinggi dari alokasi untuk pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat yang mecapai sekitar Rp 1.200 triliun," ujarnya.

Kenaikan harga BBM subsidi berlaku pada pukul 00.00 WIB pada 18 November 2014. Kenaikan tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka.

Besaran kenaikan BBM subsidi sebesar Rp 2.000 per liter. Untuk Premium dari Rp 6.500 per liter menjadi Rp 8.500 per liter, sedangkan Solar dari Rp 5.500 per liter menjadi Rp 7.500 per liter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement