Senin 17 Nov 2014 17:12 WIB

Jokowi Ingin Batasi Kapal Asing, INSA: Rencana Itu Bergantung Pelindo

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja menaikkan sapi bakalan yang diimpor dari Australia ke atas truk di kawasan Pelabuhan PT. Pelindo II, Tanjung Priok.  (ilustrasi)
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Pekerja menaikkan sapi bakalan yang diimpor dari Australia ke atas truk di kawasan Pelabuhan PT. Pelindo II, Tanjung Priok. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INSA: Pembatasan Kapal Asing Sulit Terealisasi

JAKARTA - Ketua Indonesia National Shipowners Association (INSA) atau Asosiasi Pemilik Perusahaan Pelayaran Nasional Carmelita Hartoto menilai konsep tol laut untuk membatasi pergerakan kapal asing akan sulit terealisasi.

Seperti diketahui, dalam konsep tol laut yang telah dirancang Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, kapal-kapal niaga asing hanya boleh singgah dan berhenti di dua pelabuhan. Yakni pelabuhan Kuala Tanjung dan Bitung. Sedangkan untuk pendistribusian logistik ke pelabuhan utama hingga pengumpul, akan dilakukan oleh perusahaan pelayaran dalam negeri.

"Saya pikir membatasi kapal asing pada dua pelabuhan tidak akan mudah bahkan kecil kemungkinan untuk direalisasikan. Tapi kalau benar, ini kan menjadi kabar bagus terutama dalam rangka menciptakan balancing cargo," kata Carmelita melalui pesan singkat kepada Republika.

Carmelita mengatakan, faktor utama kebijakan pembatasan kapal asing sulit terealisasi karena PT. Pelindo (Pelabuhan Indonesia) diyakini akan keberatan dengan kebijakan ini. Maklum, 24 pelabuhan yang terintegrasi dalam konsep tol laut merupakan milik PT. Pelindo.

"Masalahnya apakah Pelindo bersedia menutup pelabuhan terbukanya? Misalnya Tanjung Priok. Apakah manajemen PT Pelindo II mau menutup pelabuhan ini dari melayani kapal asing," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement