Senin 17 Nov 2014 17:08 WIB

Indonesia Butuh 'Prototipe' Wisata Syariah

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kawasan Pulau Moyo, Sumbawa, NTB.
Foto: Dailywhatnot.com/ca
Kawasan Pulau Moyo, Sumbawa, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Rencana Gubernur Nusa Tenggara Barat menjadi tujuan wisata syariah bisa dijadikan prototipe bagi wisata syariah nasional. Apalagi keberpihakan pemerintah daerah jadi jadi modal penting.

Direktur Eksekutif Asosiasi Hotel dan Restoran Syariah Indonesia (AHSIN), Yopi Nursali menyambut baik rencana itu. Keberpihakan itu menjadi modal besar pengembangan wisata syariah Indonesia. ''Ini bagus dan bisa jadi prototipe. NTB sangat mungkin mengembangkan pariwisata syariah dengan alan yang indah ditambah budaya yang kaya yang tidak kalah dengan Bali,'' kata Yopi, Senin (17/11).

Dengan terungkapnya pernyataan itu, Yopi yakin komitmen pemerintah daerah terkait perizinan akan menyesuaikan. Negara di kawasan Asia seperti Malaysia dan Jepang, gencar mengincar wisatawan dari Indonesia untuk pasar wisata syariah keduanya.

Satu sisi Yopi melihat ini positif, tapi di sisi lain Indonesia jangan hanya jadi pasar sebab potensi wisata syariah turis domestik pun besar. Ia menilai Malaysia lebih serius memasarkan wisata syariah mereka bahkan dengan membuat institusi khusus setingkat direktorat jenderal yang khusus menangani wisata syariah.

Jika Indonesia juga leluasa, butuh otoritas untuk mengembangkan wisata syariah. Badan khusus akan mengembangkan pariwisata syariah dengan resmi,'' kata Yopi.

Wisata syariah pada dasarnya tidak rumit. Sama seperti paket wisata biasa, tapi di dalamnya ada kemudahan-kemudahan bagi wisatawan Muslim untuk bisa menjalankan ibadah dengan mudah, termasuk untuk akses tempat shalat dan makanan halal.

Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB, Taufan Rahmadi, mengungkapkan untuk standar syariah, NTB sudah siap dengan 99 persen populasi Muslim di sana. Makanan halal dan akses tempat shalat juga mudah, apalagi Lombok dikenal sebagai pulau seribu masjid.

Meski belum ada hotel yang secara resmi mengaku syariah, hotel-hotel di NTB sudah memfalisitasi dengan kemudahan seperti arah kiblat, tempat dan alat shalat, termasuk penyediaan Alquran. ''Bahkan di Senggigi sudah ada hotel yang sudah tidak menjual minuman beralkohol. Tinggal aturan-aturan yang dibutuhkan yang saya yakin sudah dipikirkan juga oleh Gubernur NTB,'' kata Taufan.

Selain daya tarik alam yang bagus, NTB juga memiliki kehidupan masyarakat yang religius dengan banyaknya pesantren dan penghafal Alquran. Hingga 2016, Pemerintah NTB menargetkan wisatawan hingga dua juta orang. Saat ini total wisatawan yang berkunjung ke sana sudah mencapai 1,3 juta orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement