Ahad 16 Nov 2014 19:59 WIB

Mendag: Kenaikan Harga Cabe Fenomena Tahunan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Bayu Hermawan
cabe merah
Foto: antara
cabe merah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi memang belum secara resmi diumumkan oleh pemerintah. Namun, sejumlah harga bahan pokok di pasaran sudah mulai merangkak naik, salah satunya yakni cabe. 

Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel mengatakan, secara umum sebetulnya masalah stabilitas harga tergantung dengan cuaca, dan inefisiensi distribusi karena infrastruktur yang belum memadai. Menurutnya, kenaikan harga cabe merupakan fenomena yang bisa diprediksi siklusnya, yakni setiap September hingga Desember.

"Untuk masalah cabe kita akan coba mencari solusi agar harganya stabil setiap tahun dengan cara mendorong petani menggunakan teknologi, untuk meningkatkan produksi," ujar Rachmat di Jakarta, Ahad (16/11).

Selain itu, pemerintah juga akan mengoptimalkan perdagangan dengan cara pemerataan distribusi dari daerah yang surplus ke daerah yang kekurangan. Rachmat mengatakan, sistem transportasi angkutan menjadi permasalahan serius yang harus diperhatikan.

Menurutnya sistem transportasi yang paling efisien dan cepat untuk mengangkut bahan pangan yakni dengan menggunakan kereta api. "Angkutan dengan kereta api dapat menekan biaya angkut, dan kita akan diskusikan lebih lanjut dengan PT. KAI," katanya.

Sementara itu, Dirjen Holtikultura Kementerian Pertanian, Hasanuddin Ibrahim mengatakan, selama periode September hingga Februari produksi cabe menurun setara dengan 30 ribu hektar. Hal ini disebabkan oleh masalah cuaca, terutama di wilayah NTB dan NTT yang mengalami musim kering.

Oleh karena itu, diperlukan adanya teknologi benih yang tahan kelembapan dan mengembangkan irigasi tetes. "Kita akan menjaga luas panen bulanan, dan mengatur pola produksi untuk stabilitas harga dan kecukupan produksi," ujar Hasanuddin. 

 

Hasanuddin mengatakan, untuk menstabilkan harga dalam waktu jangka pendek, pihaknya akan mencoba menstimulasi distribusi cabe dari wilayah yang surplus ke wilayah yang langka.

Tak hanya itu, pemerintah juga akan mendorong kegiatan penanganan pasca panen dengan meningkatkan promosi serta sosialisasi untuk membuat cabe olahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement